BISNIS

Krisis Iklim Ancam Ketahanan Pangan, LindungiHutan Dorong “Hutan Lestari” sebagai Solusi Nyata

5
×

Krisis Iklim Ancam Ketahanan Pangan, LindungiHutan Dorong “Hutan Lestari” sebagai Solusi Nyata

Sebarkan artikel ini
LindungiHutan Dorong Program “Hutan Lestari” sebagai Jawaban Krisis Iklim dan Ketahanan Pangan
LindungiHutan Dorong Program “Hutan Lestari” sebagai Jawaban Krisis Iklim dan Ketahanan Pangan

Media90 – Di tengah meningkatnya ancaman gagal panen dan krisis pangan akibat perubahan iklim, LindungiHutan menyerukan pentingnya menjaga hutan sebagai penyangga utama sistem pangan nasional. Momentum Hari Pangan Sedunia 2025 menjadi pengingat bahwa ketahanan pangan tidak akan tercapai tanpa hutan yang lestari.

Data FAO (2024) mencatat bahwa perubahan iklim berpotensi menurunkan hasil panen padi Indonesia hingga 17% pada 2050, jika degradasi lahan dan deforestasi terus berlanjut. Sementara itu, laporan KLHK (2023) menyebut laju kehilangan hutan Indonesia masih mencapai 104 ribu hektare per tahun, sebagian besar terjadi di wilayah pertanian dan perkebunan intensif.

“Hutan yang rusak berarti sumber air berkurang, tanah kehilangan kesuburan, dan nelayan kehilangan mangrove tempat ikan berkembang biak. Artinya, krisis pangan tidak lagi soal sawah, tapi juga soal hutan,” ujar Miftachur “Ben” Robani, CEO LindungiHutan, Kamis (16/10).

Baca Juga:  Agar Paket Tidak Tertahan di Bea Cukai: Pahami Barang yang Dibatasi & Pilih Alternatif Aman Pengiriman Luar Negeri

LindungiHutan mengajak publik, komunitas, dan korporasi untuk aktif menanam pohon di wilayah rawan seperti pesisir, daerah aliran sungai (DAS), dan lahan kritis. Hingga kini, program LindungiHutan telah menjangkau lebih dari 30 lokasi di seluruh Indonesia, menanam lebih dari 1 juta pohon dan berhasil menyerap sekitar 48,9 ribu ton CO₂.

Salah satu lokasi prioritas adalah Pesisir Wonorejo, Surabaya, yang sejak 2021 mengalami abrasi parah akibat konversi lahan menjadi tambak. Melalui penanaman mangrove bersama masyarakat, wilayah ini kini mulai pulih.

“Dulu, tambak rusak dan air laut naik sampai ke rumah warga. Sekarang, dengan mangrove, ikan mulai kembali dan warga bisa mengolah buah mangrove jadi sirup untuk tambahan penghasilan,” kata Ahmad David, mitra petani mangrove LindungiHutan.

Baca Juga:  Holding Perkebunan Nusantara Sulap Kebun Karet Tak Produktif Menjadi Agrowisata Edukatif

LindungiHutan menekankan bahwa pelestarian hutan bukan sekadar menjaga keanekaragaman hayati, tapi juga mempertahankan rantai pangan tetap utuh — dari petani, nelayan, hingga konsumen di kota. “Kita tidak bisa makan tanpa alam yang sehat. Menanam pohon hari ini adalah investasi untuk ketahanan pangan besok,” tambah Ben.

Melalui momentum Hari Pangan Sedunia, LindungiHutan mengajak masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam aksi “Hutan Lestari”, memastikan bumi tetap hijau dan meja makan tetap penuh. Masyarakat dapat berpartisipasi menanam pohon melalui laman lindungihutan.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *