TEKNO

Starlink dan Satria-1 Andalkan Satelit untuk Jaga Koneksi Saat Banjir Melanda Sumatera

6
×

Starlink dan Satria-1 Andalkan Satelit untuk Jaga Koneksi Saat Banjir Melanda Sumatera

Sebarkan artikel ini
Rahasia Starlink dan Satria-1 Tetap Online Saat Banjir Melanda Sumatera!
Rahasia Starlink dan Satria-1 Tetap Online Saat Banjir Melanda Sumatera!

Media90 – Bencana banjir yang menimpa sejumlah wilayah di Sumatera, terutama Provinsi Sumatera Utara, menimbulkan kerugian besar termasuk lumpuhnya jaringan telekomunikasi. Ratusan menara Base Transceiver Station (BTS) mati akibat terendam air dan longsor, memutus akses komunikasi ribuan warga di lokasi terdampak. Dalam kondisi darurat ini, layanan internet satelit Starlink hadir sebagai penyelamat, mampu mempertahankan konektivitas berkat arsitektur jaringannya yang unik.

Starlink bahkan memberikan akses internet gratis untuk korban bencana hingga akhir Desember 2025, bekerja sama dengan pemerintah Indonesia. Selain itu, satelit nasional Satria-1 juga dikerahkan di 10 titik krusial di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, memastikan konektivitas darurat tetap terjaga. Beberapa titik tersebut antara lain Bandara Pinangsori di Tapanuli Tengah, Kantor Wali Kota Lhokseumawe, hingga UPT BNPB Regional Sumatera Barat di Padang.

Kelumpuhan Jaringan Darat
Dampak banjir terhadap sektor telekomunikasi sangat signifikan. Sekitar 495 site atau 5,15 persen dari total 9.612 BTS di Sumatera Utara mati total, memutus komunikasi dan menghambat koordinasi darurat. Sebagian besar layanan internet dan telepon seluler bergantung pada kabel serat optik dan menara BTS darat. Ketika infrastruktur fisik ini rusak, koneksi otomatis terputus.

Baca Juga:  WhatsApp Android: Panduan Mengaktifkan dan Menggunakan Kunci Sandi

Starlink: Kunci Ketahanan Internet Satelit
Keunggulan Starlink terletak pada sistem Low Earth Orbit (LEO), satelit yang mengorbit rendah sekitar 550 km di atas Bumi. Sistem ini memungkinkan Starlink tetap beroperasi meski jaringan darat lumpuh. Beberapa keunggulannya antara lain:

  • Tidak Bergantung Kabel: Koneksi internet tidak memerlukan kabel serat optik atau menara BTS.

  • Koneksi Langsung: Internet ditransmisikan langsung dari satelit ke antena pengguna.

  • Bebas Gangguan Darat: Layanan tetap berfungsi selama antena dan sumber listrik tersedia.

Dengan sekitar 10.000 satelit LEO, Starlink mampu menjangkau wilayah terpencil yang sulit dijangkau infrastruktur kabel konvensional, menjadikannya solusi ideal untuk situasi bencana.

Respons Kemanusiaan: Internet Gratis bagi Korban
Selain keunggulan teknis, Starlink menekankan aspek kemanusiaan. Melalui akun X resmi, Starlink mengumumkan layanan internet darurat gratis bagi pelanggan baru dan lama di wilayah terdampak. Sistem ini diatur agar bantuan tepat sasaran, termasuk pengaktifan otomatis untuk pelanggan aktif, reaktivasi gratis untuk pelanggan terdampak, dan mekanisme khusus bagi pelanggan baru di wilayah terdampak dengan keterangan “Dukungan Banjir Indonesia”.

Satria-1: Satelit Nasional Pendukung
Di sisi lain, pemerintah Indonesia menunjukkan kesiapan infrastruktur angkasa nasional dengan mengerahkan Satelit Republik Indonesia (Satria-1). Satria-1 menyediakan 10 titik layanan internet darurat, menjangkau Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Satelit ini dirancang untuk wilayah terpencil dan telah teruji sebagai tulang punggung komunikasi saat kondisi darurat.

Kolaborasi antara teknologi satelit global seperti Starlink dan satelit nasional Satria-1 memastikan pemulihan komunikasi pascabencana berjalan cepat dan menyeluruh. Inisiatif ini menjadi contoh nyata bagaimana teknologi modern dapat menyelamatkan komunikasi masyarakat saat bencana terjadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *