Media90 – Hari pertama cabang olahraga (cabor) beladiri Pekan Olahraga Nasional (PON) 2025 di Kudus, Jawa Tengah, menjadi awal yang berat bagi kontingen Lampung. Sejumlah atlet dari judo dan taekwondo harus tersingkir di babak awal setelah menghadapi lawan-lawan tangguh dari berbagai provinsi, khususnya dari Pulau Jawa.
Di nomor judo, satu-satunya judoka Lampung, Trio Bimantoro, yang turun di kelas -60 kilogram, harus mengakui keunggulan Aysel Izyan Puradin asal DKI Jakarta dengan kemenangan ippon. Sebelumnya, Aysel menyingkirkan Muhammad Rafiq dari Bengkulu di babak pertama.
Nasib serupa juga dialami tim taekwondo Lampung. Empat atlet yang diturunkan, yakni Rehan Pratama (kelas Gyorugi Light Under 74 Kg), Muhammad Edo Herlando (Gyorugi Welter Under 80 Kg), Adelia Vinandaeini (Gyorugi Middle Under 63 Kg), dan Sonia Masud (Gyorugi Welter Under 67 Kg), belum mampu menembus babak lanjutan.
Edo harus mengakui keunggulan taekwondoin asal Jawa Tengah dengan skor 0–2, sementara Sonia juga kalah dengan skor yang sama dari lawan berat asal Jawa Barat. Rehan dan Adelia pun gagal menuntaskan laga siang hari dengan kemenangan.
Ketua Umum KONI Lampung, Taufik Hidayat, yang hadir langsung menyaksikan pertandingan, mengakui bahwa secara objektif kualitas para atlet dari Pulau Jawa memang lebih matang dan berpengalaman dibandingkan kontingen Lampung.
“Hari pertama seluruh atlet dari empat cabang olahraga sudah mulai mengenal medan, seperti taekwondo, judo, gulat, dan tarung drajat,” ujar Taufik.
Ia menambahkan, meskipun dua cabang lainnya baru menjalani latihan dan technical meeting, pertandingan di taekwondo dan judo telah memperlihatkan gambaran awal persaingan yang ketat.
“Kami harus akui, taekwondo daerah lain khususnya dari Pulau Jawa sudah lebih maju. Ini menjadi catatan bersama. Tapi anak-anak jangan patah semangat, masih ada pertandingan berikutnya,” kata Taufik memberi semangat.
Lebih lanjut, Taufik meminta tim KONI Lampung untuk terus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap seluruh pertandingan cabang beladiri selama gelaran PON berlangsung.
“Saya minta tim yang memonitor harus bekerja dengan cermat, mencatat hasil, dan menyiapkan bahan evaluasi. Ini penting untuk pembinaan ke depan,” tegasnya.
Menurutnya, momentum PON menjadi ajang penting bagi KONI Lampung untuk memperkuat sistem pembinaan olahraga. Ia menegaskan, meski KONI tidak melakukan intervensi teknis terhadap cabang olahraga, namun hasil pemantauan di lapangan akan menjadi bahan evaluasi penting dalam peningkatan prestasi ke depan.
“Monitoring langsung seperti ini sangat berguna untuk memberikan penilaian, evaluasi, dan masukan kepada setiap cabang olahraga,” tutup Taufik.
Apakah kamu ingin saya tambahkan grafik ringkasan hasil pertandingan hari pertama cabor beladiri Lampung (misalnya tabel nama atlet, cabang, hasil, dan lawan)? Itu akan membuat artikelnya tampil seperti laporan lengkap di media olahraga nasional.