Media90 – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus memperkuat pondasi ekonomi daerah dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif, kompetitif, dan berkelanjutan. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar Pemprov dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata di seluruh wilayah.
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung, Marindo Kurniawan, menyebut investasi merupakan motor penting pembangunan. Karena itu, Pemprov Lampung berkomitmen menciptakan lingkungan yang ramah bagi investor—baik domestik maupun asing—melalui kemudahan perizinan, kepastian hukum, dan dukungan infrastruktur yang memadai.
“Hingga Triwulan III tahun 2025, realisasi investasi Lampung telah melampaui target tahunan dengan capaian Rp12,95 triliun, atau 120,32 persen dari target Rp10,76 triliun. Dari total tersebut, Rp2,12 triliun berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan **Rp10,83 triliun dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN),” ujar Marindo dalam keterangannya, Minggu (2/11/2025).
Menurutnya, capaian tersebut menjadi bukti kuat bahwa kepercayaan investor terhadap Lampung semakin meningkat.
Sektor Unggulan dan Asal Investasi
Untuk PMA, sektor yang tumbuh pesat mencakup industri makanan, tanaman pangan, peternakan, perkebunan, transportasi, pergudangan, telekomunikasi, industri kimia, farmasi, dan pertambangan.
Sementara pada PMDN, investasi banyak mengalir ke sektor industri makanan, pertambangan, perdagangan dan reparasi, hotel dan restoran, serta tanaman pangan dan perkebunan.
Penanaman modal asing di Lampung mayoritas berasal dari Singapura, Korea Selatan, Malaysia, Australia, dan Tiongkok, yang melihat potensi besar Lampung sebagai pusat agroindustri dan manufaktur di kawasan Sumatera bagian selatan.
Transformasi Ekonomi dan Hilirisasi
Marindo menjelaskan, struktur ekonomi Lampung saat ini masih didominasi sektor jasa dan perdagangan. Namun, pemerintah tengah berupaya memperkuat sektor industri pengolahan dan hilirisasi komoditas unggulan seperti singkong, kopi, lada, dan kelapa sawit.
“Fokus kami memperkuat rantai nilai ekonomi daerah melalui pengembangan industri pengolahan berbasis potensi lokal. Dengan begitu, Lampung tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, tetapi juga produsen bernilai tambah tinggi,” tegasnya.
Berdasarkan data, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lampung 2024 mencapai Rp483,88 triliun, dengan kontribusi terbesar berasal dari sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan—menyumbang 59,39 persen terhadap total PDRB. Posisi ini menempatkan Lampung sebagai perekonomian terbesar keempat di Pulau Sumatera.
Hingga semester pertama 2025, nilai PDRB Lampung mencapai Rp256,1 triliun, dengan pertumbuhan stabil di atas 5 persen pada dua triwulan pertama.
Industri Pengolahan Jadi Mesin Utama
Sektor industri pengolahan menjadi penggerak utama ekonomi daerah, dengan kontribusi 18,93 persen terhadap PDRB atau sekitar Rp91,5 triliun pada 2024, didominasi oleh industri makanan dan minuman.
Keunggulan Lampung terletak pada ketersediaan bahan baku lokal, di mana lebih dari 75 persen bahan baku industri pengolahan berasal dari dalam provinsi. Kondisi ini membuat biaya produksi lebih efisien dan meningkatkan daya saing produk di pasar nasional maupun global.
Selain itu, Lampung memiliki lebih dari 5 juta tenaga kerja produktif, yang siap terserap di sektor industri. Pemerintah pun terus memperkuat pelatihan vokasi dan peningkatan keterampilan tenaga kerja agar selaras dengan kebutuhan industri modern.
Reformasi Birokrasi dan Digitalisasi Layanan
Dalam upaya memperkuat iklim investasi, Pemprov Lampung juga fokus melakukan reformasi birokrasi dan digitalisasi layanan publik.
Melalui sistem Online Single Submission (OSS), seluruh proses perizinan kini dapat dilakukan secara daring untuk memangkas waktu dan meningkatkan transparansi.
Langkah ini tidak hanya menyederhanakan birokrasi, tetapi juga membangun kepercayaan investor agar setiap proyek berjalan lancar dan efisien.
Menuju Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru
Melalui sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan mitra global, Pemprov Lampung bertekad menjadikan wilayahnya bukan hanya sebagai lumbung pangan nasional, tetapi juga sebagai pusat pertumbuhan ekonomi berbasis industri dan hilirisasi berkelanjutan di Indonesia bagian barat.
Dengan strategi yang terus diperkuat, Lampung kini tidak sekadar menjadi tujuan investasi potensial, tetapi telah menjelma sebagai poros ekonomi baru yang menarik perhatian investor nasional dan internasional.














