Media90 – Perubahan iklim dan pemanasan global semakin terasa dampaknya, terutama di sektor pertanian yang sangat bergantung pada kestabilan cuaca. Kabupaten Lampung Timur, salah satu sentra produksi pangan utama di Provinsi Lampung, mulai merasakan dampak langsung dari perubahan pola iklim, mulai dari perubahan curah hujan, musim tanam yang tak menentu, hingga meningkatnya kejadian cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan, yang berimbas pada penurunan produktivitas pertanian.
Merespons tantangan ini, tim peneliti dari Politeknik Negeri Lampung (Polinela) melakukan studi proyeksi iklim jangka panjang untuk wilayah Lampung Timur. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran akurat tentang kondisi iklim di masa depan guna mendukung strategi adaptasi pertanian berbasis data.
Penelitian dipimpin oleh Ir. Onny Chirsna P. Pradana, S.P., M.Si., bersama sejumlah dosen dan peneliti lainnya, yaitu Ir. Nurman Abdul Hakim, M.P., Ir. Gut Tianigut, M.P., Ir. Eka Erlinda Syuriani, S.P., M.P., Anna Dwi Putri, S.P., M.P., dan Sekar Dwi Rizki, S.T., M.T.
Dampak Perubahan Iklim di Lampung Timur
Pemanasan global yang menyebabkan meningkatnya suhu permukaan bumi berdampak pada ketidakseimbangan unsur cuaca, atau perubahan iklim. Beberapa indikator yang mulai tampak di Lampung Timur antara lain:
-
Perubahan pola curah hujan sehingga musim tanam menjadi tidak menentu.
-
Meningkatnya frekuensi cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan.
-
Kerentanan sektor pertanian, khususnya pertanian terbuka yang masih bergantung pada hujan alami.
Kabupaten Lampung Timur menjadi sangat rentan karena sebagian besar pertanian masih menggunakan sistem terbuka. Ketergantungan pada curah hujan menyebabkan penurunan hasil panen ketika pola hujan bergeser.
Strategi Adaptasi Melalui Proyeksi Iklim
Untuk menghadapi tantangan ini, tim peneliti menggunakan metode peramalan iklim (climate forecasting) berbasis model ilmiah dan data historis, dengan tujuan membantu petani dalam:
-
Menentukan waktu tanam yang tepat
-
Memilih jenis tanaman dan varietas sesuai kondisi iklim
-
Mengelola air secara efisien
-
Menyusun sistem pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim
Pendekatan ini penting karena sebagian besar petani masih mengandalkan pengalaman dan pengetahuan tradisional dalam menentukan musim tanam.
Lima Tahap Penelitian Polinela
-
Pengumpulan data iklim, khususnya curah hujan selama 10–15 tahun terakhir di seluruh kecamatan Lampung Timur.
-
Analisis dan validasi model iklim untuk menentukan model paling cocok di tiap wilayah.
-
Pembuatan proyeksi curah hujan menggunakan skenario perubahan iklim RCP 6.0 dari IPCC.
-
Penyusunan sistem klasifikasi iklim dengan metode Oldeman, fokus pada kebutuhan pertanian tanaman pangan dan semusim.
-
Analisis kesesuaian agroklimat dengan komoditas utama seperti padi, jagung, kedelai, dan singkong.
Data proyeksi curah hujan dihasilkan dari tiga model iklim global (GCM): CSIRO-Mk3-6-0, MIROC5, dan 17GCM, kemudian dibandingkan dengan data BMKG untuk menentukan model terbaik di tiap kecamatan. Hasil akhir berupa 24 proyeksi curah hujan untuk seluruh Lampung Timur selama 20 tahun ke depan (2025–2045).
Prediksi dan Dampak pada Pertanian
Hasil sementara penelitian menunjukkan adanya pergeseran zona agroklimatologi di beberapa kecamatan. Beberapa wilayah diperkirakan akan semakin basah dan cocok untuk padi atau hortikultura, sementara wilayah lain akan semakin kering dan lebih sesuai untuk singkong atau jagung.
Perbedaan karakteristik geografis dan pola curah hujan lokal membuat strategi adaptasi berbasis data lokal menjadi sangat penting.
Penelitian yang dijadwalkan selesai pada November 2025 ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi berbasis data untuk mendukung kebijakan pertanian di Lampung Timur. Hasil studi juga dapat digunakan oleh penyuluh pertanian, pemerintah daerah, dan lembaga riset untuk menyusun peta agroklimat terbaru dan strategi pertanian berkelanjutan.
“Dengan adanya proyeksi iklim berbasis data, kita bisa merancang sistem pertanian yang lebih adaptif dan tangguh menghadapi perubahan iklim,” ujar tim peneliti Polinela.
Melalui pendekatan ilmiah ini, peneliti berharap dapat membantu petani menghadapi tantangan iklim dengan lebih siap dan cerdas, menjadikan pertanian di Lampung Timur lebih tangguh dan berkelanjutan.