Media90 – Holding Perkebunan Nusantara melalui PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) Regional 1 menyiapkan lahan seluas 500 hektare guna menghidupkan kembali kejayaan Tembakau Deli, salah satu komoditas legendaris Indonesia yang pernah mendunia sejak abad ke-19.
Tembakau Deli dikenal luas di pasar Eropa sebagai bahan baku utama cerutu premium dan sempat menjadi primadona di Bremer Tabakborse, bursa lelang tembakau di Bremen, Jerman, sejak 1950-an. Saat itu, tembakau asal Sumatera Utara ini menjadi simbol kualitas unggulan Indonesia, bahkan tercatat dalam materi pelajaran geografi nasional karena reputasinya di kancah internasional.
Kini, PTPN I Regional 1 bertekad mengembalikan masa keemasan itu.
“Kami sedang menyiapkan dan mencadangkan lahan seluas 500 hektare untuk mengembalikan reputasi Tembakau Deli yang dulu sangat prestisius. Kami juga membangun infrastruktur dan berbagai kebutuhan agar kejayaannya bangkit kembali. Investasi kami cukup besar di sektor hulu dan hilir,”
ujar Henri Tua Hutabarat, Manajer PTPN I Regional 1 Kebun Tembakau, di Medan, Senin (13/10/2025).
Henri menjelaskan, langkah ini merupakan hasil kajian komprehensif yang didukung penuh oleh PTPN III (Persero) selaku holding perkebunan. Komitmen kuat juga datang dari Region Head PTPN I Regional 1, Didik Prasetyo, yang menaruh perhatian besar terhadap potensi komoditas khas Deli Serdang itu.
“Langkah ini bagian dari strategi jangka panjang kami untuk mengembalikan Tembakau Deli ke posisi terdepan sebagai komoditas ekspor andalan,” tambahnya.
Selain perluasan lahan, PTPN I Regional 1 juga tengah membangun pabrik dan gudang cerutu Deli berstandar internasional. Fasilitas tersebut dirancang untuk meningkatkan efisiensi, mutu, serta daya saing produk dari hulu hingga hilir.
“Dengan fasilitas yang modern dan memenuhi standar mutu global, kami yakin dapat menghasilkan cerutu berkualitas tinggi yang siap bersaing di pasar dunia,” kata Henri.
Potensi Ekspor Menjanjikan
Pasar ekspor Tembakau Deli dinilai masih terbuka lebar. Sejumlah pembeli dari Eropa, Skandinavia, Amerika, hingga Asia menunjukkan minat besar terhadap rencana kebangkitan komoditas klasik ini.
Henri menyebutkan, harga tembakau Deli lembaran yang telah diproses bisa mencapai 80,20 euro per kilogram atau sekitar Rp1,5 juta per kilogram di pasar global. Padahal, biaya produksinya hanya berkisar Rp700–800 ribu per kilogram.
“Margin-nya sangat menarik, apalagi kualitas dan karakter tembakaunya merupakan keunggulan alamiah yang tak dimiliki daerah lain,” ujarnya.
Dengan potensi produksi sekitar 700 kilogram per hektare, PTPN I Regional 1 menargetkan produktivitas bisa meningkat dua kali lipat melalui penggunaan varietas unggul dan teknologi pertanian modern.
“Kami sangat optimistis. Beberapa calon pembeli dari Eropa, Skandinavia, dan Asia sudah menyatakan komitmen setelah melakukan uji sampel. Ini bukti bahwa Tembakau Deli masih punya tempat istimewa di pasar global,” kata Henri.
Warisan yang Dihidupkan Kembali
Tembakau Deli dikenal memiliki aroma halus, rasa lembut, dan warna daun cerah, menjadikannya bahan utama cerutu premium kelas dunia. Melalui langkah ini, PTPN I Regional 1 tak hanya berupaya meningkatkan pendapatan perusahaan, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal, membuka lapangan kerja, dan melestarikan warisan pertanian bersejarah Indonesia.
Inisiatif kebangkitan Tembakau Deli menjadi simbol upaya nyata Holding Perkebunan Nusantara untuk menjaga identitas komoditas unggulan Nusantara — sekaligus membuktikan bahwa warisan kejayaan masa lalu dapat hidup kembali dengan inovasi dan semangat baru.