Media90 – Bagi para investor saham, terutama pemula, memahami dinamika pasar adalah kunci agar tidak terjebak dalam situasi merugikan. Salah satu hal penting yang perlu dikenali adalah bid offer fake atau tawaran beli palsu — praktik manipulatif yang bisa menyesatkan investor dan menyebabkan kerugian finansial.
Bid offer fake kerap muncul di pasar saham dengan pola yang khas. Dikutip dari akun Instagram @kokocuanlagi, ciri-ciri bid offer fake bisa dikenali dari perbandingan volume bid dan offer yang terlihat tidak wajar.
Biasanya, bid-nya tampak jauh lebih besar dibandingkan offer. Sekilas, hal ini memberi kesan bahwa minat beli terhadap saham tersebut sangat tinggi. Namun, di balik tampilan tersebut, sering kali ada manipulasi yang dilakukan oleh pihak tertentu.
“Bid-nya besar-besar dan terlihat ramai, tapi ketika harga mendekati offer, jumlah bid tiba-tiba bertambah lagi. Misalnya sisa Rp2.000, mendadak naik ke Rp5.000, dan terus begitu. Akibatnya, harga saham tidak bergerak signifikan,” tulis penjelasan akun tersebut.
Lebih lanjut, pola ini berakhir ketika market maker atau pelaku yang menciptakan ilusi minat beli itu menarik seluruh bid-nya secara tiba-tiba (withdraw). Saat itu terjadi, harga saham justru turun drastis karena tekanan jual meningkat sementara minat beli sebenarnya tidak sekuat yang terlihat.
Bagi investor, terutama yang masih baru di dunia saham, sinyal seperti ini perlu diwaspadai. Jangan tergoda oleh tampilan antrian bid yang tebal, apalagi jika saham tersebut sudah naik cukup tinggi (hijau tajam) tanpa alasan fundamental yang kuat.
Tips sederhana: sebelum membeli saham, selalu perhatikan pola pergerakan bid-offer di running trade, baca volume transaksi secara teliti, dan jangan lupa periksa fundamental perusahaan.
Dengan kewaspadaan dan analisis yang matang, investor bisa menghindari jebakan bid offer fake dan menjaga portofolionya tetap sehat.