Media90 – Dunia sains mencatat tonggak penting setelah para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) berhasil memecahkan teka-teki kimia yang membingungkan ilmuwan selama setengah abad. Tim peneliti akhirnya sukses mensintesis secara mandiri Verticillin A, molekul kompleks yang berasal dari jamur dan dikenal memiliki potensi kuat dalam membunuh sel kanker, namun selama puluhan tahun dianggap mustahil diproduksi di laboratorium.
Verticillin A pertama kali diidentifikasi pada 1970. Sejak saat itu, molekul ini menarik perhatian dunia medis karena aktivitas antikankernya yang luar biasa. Namun, struktur kimianya yang sangat rumit membuat upaya sintesis selalu berujung kegagalan—hingga kini.
Menaklukkan Struktur Kimia yang Nyaris Mustahil
Keberhasilan ini dipimpin oleh Profesor Mohammad Movassaghi, ahli kimia dari MIT, yang berhasil mengurai dan menyusun ulang arsitektur molekul Verticillin A. Senyawa ini memiliki 10 cincin kimia dan delapan pusat stereogenik, yakni bagian molekul yang posisinya harus tepat secara presisi dalam ruang tiga dimensi.
Menariknya, Verticillin A hanya berbeda dua atom oksigen dari senyawa sejenis yang pernah disintesis tim MIT pada 2009. Namun, perbedaan kecil ini membuat Verticillin A menjadi jauh lebih rapuh dan sangat sensitif terhadap reaksi kimia.
“Kami harus mengubah total strategi sintesis,” ungkap Movassaghi. Tim peneliti merancang ulang urutan pembentukan ikatan kimia dan menempuh 16 tahap sintesis yang sangat ketat untuk mencegah kerusakan molekul di setiap langkahnya.
Menyerang Kanker Otak Paling Agresif
Terobosan ini tidak berhenti pada pencapaian kimia semata. Peneliti dari Dana-Farber Cancer Institute kemudian menguji hasil sintesis tersebut pada Diffuse Midline Glioma (DMG), salah satu kanker otak anak paling agresif dan mematikan.
Hasilnya menunjukkan bahwa turunan Verticillin A bekerja sangat selektif pada sel kanker dengan kadar protein EZHIP yang tinggi. Mekanisme kerjanya meliputi:
-
Peningkatan metilasi DNA, sebuah proses kimia yang mengubah cara gen diekspresikan
-
Pemicu kematian sel terprogram (apoptosis), yang membuat sel kanker “menghentikan hidupnya sendiri”
Pendekatan ini dinilai sangat menjanjikan karena menargetkan kelemahan biologis spesifik sel kanker, bukan menyerang sel sehat secara menyeluruh.
Membuka Jalan Terapi Kanker Presisi
Profesor madya Dana-Farber, Jun Qi, menjelaskan bahwa kemampuan mensintesis Verticillin A di laboratorium membuka peluang besar untuk mengembangkan versi turunan yang lebih stabil, aman, dan efektif dibandingkan senyawa alami.
Saat ini, tim peneliti telah memprofilkan kandidat senyawa unggulan tersebut pada lebih dari 800 lini sel kanker untuk mengevaluasi potensinya terhadap berbagai jenis kanker lain. Meski belum memasuki tahap uji klinis dan masih memerlukan pengujian pada hewan, capaian ini disebut sebagai fondasi penting bagi lahirnya terapi kanker presisi generasi baru.
Harapan Baru di Ujung Penelitian Panjang
Penemuan ini membawa pesan kuat bahwa ketekunan ilmiah mampu menaklukkan tantangan yang tampak mustahil. Lima dekade penelitian bukan sekadar angka, melainkan bukti kegigihan manusia dalam menghadapi salah satu penyakit paling mematikan dalam sejarah.
“Kami tidak hanya menawarkan harapan, tetapi solusi nyata,” ujar salah satu peneliti utama dalam laporan tersebut. “Ini adalah langkah awal menuju masa depan di mana kanker tidak lagi menjadi vonis akhir.”
Kabar dari MIT ini menjadi angin segar bagi dunia medis global. Meski perjalanan menuju obat yang benar-benar siap digunakan masih panjang dan penuh tahapan regulasi, arah penelitian kini semakin jelas. Sebuah era baru tengah terbuka—era di mana kanker berpeluang menjadi penyakit yang dapat dikendalikan, bahkan disembuhkan secara presisi.


