Media90 – Pemerintah Indonesia tengah meninjau kemungkinan pembatasan game online bertema perang dan kekerasan, seperti PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG), setelah insiden ledakan yang terjadi di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara. Isu ini mencuat usai Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas bersama sejumlah menteri untuk membahas dampak sosial dari game berbasis kekerasan terhadap generasi muda.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menjelaskan bahwa Presiden meminta pemerintah menindaklanjuti potensi pengaruh negatif dari game bersenjata terhadap pelajar.
“Beliau (Presiden Prabowo) menekankan pentingnya kita memikirkan cara membatasi dan mengantisipasi pengaruh buruk dari game-game tersebut,” ujar Prasetyo di Jakarta Selatan, Minggu (9/11/2025).
Menurutnya, game seperti PUBG yang menampilkan aksi tembak-menembak dan penggunaan berbagai jenis senjata dapat membentuk persepsi yang keliru pada anak-anak dan remaja.
“Di game itu, jenis-jenis senjata sangat mudah dipelajari. Pemain bisa merasakan sensasi menembak, meski secara virtual. Ini bisa menormalisasi kekerasan di dunia nyata,” tambahnya.
Game Bertema Kekerasan Jadi Sorotan
Game bergenre first-person shooter (FPS) dan battle royale seperti PUBG kini menjadi fokus utama pembahasan pemerintah. Paparan berlebihan terhadap game dengan unsur kekerasan dikhawatirkan dapat memengaruhi perilaku remaja, terutama dalam hal sensitivitas terhadap tindakan agresif.
“Secara psikologis, seseorang bisa menjadi terbiasa dengan kekerasan, dan itu berbahaya bila dibiarkan,” ujar Prasetyo.
Pemerintah disebut tengah berkoordinasi dengan sejumlah kementerian dan lembaga terkait untuk menyusun langkah-langkah pencegahan. Salah satu opsi yang dikaji adalah penerapan pembatasan usia dan durasi bermain bagi game online yang mengandung unsur kekerasan.
Polisi Dalami Kasus Ledakan SMAN 72
Di sisi lain, Polda Metro Jaya masih mendalami kasus ledakan di lingkungan SMAN 72 Kelapa Gading. Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta penggeledahan rumah seorang siswa yang diduga terlibat dalam insiden tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, mengatakan pihaknya menemukan beberapa barang di rumah terduga pelaku yang diduga terkait dengan bahan ledakan di lokasi kejadian.
“Kami masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan terhadap barang-barang yang diamankan,” ujar Budi.
Meski hasil penyelidikan belum final, kasus ini telah memicu kekhawatiran luas terkait pengaruh konten digital terhadap perilaku remaja. Pemerintah menegaskan komitmennya untuk menindaklanjuti isu ini secara serius demi melindungi generasi muda dari paparan konten dan hiburan digital yang berpotensi menimbulkan dampak negatif.














