Media90 – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyasar anak usia dini kembali menjadi bahan perbincangan publik. Kali ini, sorotan datang dari Kota Semarang setelah menu makanan untuk siswa taman kanak-kanak (TK) menuai kritik tajam dari orang tua murid.
Kritik tersebut mencuat usai seorang wali murid membagikan dokumentasi menu MBG yang dinilai tidak mencerminkan prinsip gizi seimbang. Laporan itu diunggah melalui akun Instagram @dinaskegelapan_kotasemarang dan dengan cepat memicu diskusi luas di kolom komentar.
Keluhan Orang Tua dan Guru
Dalam keterangannya, wali murid yang juga didukung sejumlah guru menyampaikan kekecewaan terhadap pihak penyedia makanan, yakni SPPG Karangroto. Mereka menilai tidak ada perbaikan signifikan meski teguran telah berulang kali disampaikan.
“Guru sudah berkali-kali protes, tapi kondisi tetap dibiarkan. SPPG Karangroto tak kunjung berbenah. Ini laporan menu MBG anak saya yang masih TK—isinya seperti ini. Dari hari ke hari justru makin kocak. Katanya program makan bergizi, tapi yang disajikan mirip menu ibu-ibu arisan: seadanya, asal ada. Gizi tak jadi prioritas, yang penting program jalan,” tulis pelapor dalam unggahannya.
Ia juga mempertanyakan sasaran program tersebut. “Kalau anak TK saja sudah dianggap tak perlu kualitas, lalu untuk siapa sebenarnya program MBG ini dibuat?” lanjutnya.
Menu Didominasi Camilan
Berdasarkan dokumentasi yang beredar, menu MBG yang diterima anak-anak TK di antaranya terdiri atas telur asin, keripik singkong, kacang telur, dan kurma. Selain itu, menu lain yang disebut pernah dibagikan meliputi roti merek Roka, tahu walik, camilan kacang, serta satu buah apel.
Komposisi tersebut dinilai lebih menyerupai makanan ringan atau snack, bukan menu utama bergizi yang menunjang kebutuhan tumbuh kembang anak usia dini. Sejumlah netizen menyoroti minimnya protein segar, tidak adanya sayuran, serta dominasi makanan tinggi garam, gula, dan olahan.
Kondisi ini dinilai berisiko jika dikonsumsi secara rutin oleh anak TK, mengingat kelompok usia dini membutuhkan asupan nutrisi seimbang untuk mendukung perkembangan otak dan fisik.
Respons Publik Menguat
Kolom komentar unggahan tersebut dipenuhi respons keras dari warganet. Banyak yang menyebut menu MBG tersebut lebih pantas disajikan untuk kegiatan arisan, ronda malam, atau konsumsi orang dewasa, bukan untuk anak-anak.
Hingga berita ini disusun, belum ada klarifikasi resmi dari pihak SPPG Karangroto maupun instansi terkait mengenai menu MBG yang dipersoalkan tersebut. Publik pun berharap ada evaluasi menyeluruh agar tujuan Program Makan Bergizi Gratis benar-benar tercapai, khususnya bagi anak usia dini yang membutuhkan perhatian gizi paling besar.














