Media90 – Dua program beasiswa internasional bergengsi, International Peace Scholarship (IPS) dan Chevening Scholarship, menjadi wadah lahirnya para pemimpin global yang berkomitmen pada perdamaian dan pembangunan dunia.
Keduanya tidak hanya memberikan kesempatan akademik, tetapi juga membentuk jejaring pemimpin lintas negara yang berkontribusi nyata bagi masyarakat.
Dalam dunia yang semakin terhubung, pendidikan menjadi alat strategis untuk memperkuat pemahaman antarbangsa. Melalui jalur beasiswa, peluang kolaborasi dan pertukaran gagasan lintas budaya dapat tumbuh lebih luas.
Salah satu program yang menonjol adalah International Peace Scholarship (IPS) dari organisasi P.E.O., yang berdiri sejak 1949 atas gagasan Franc Roads Elliott. Ia percaya bahwa pendidikan perempuan merupakan jembatan untuk menciptakan perdamaian antarnegara.
Melalui IPS, perempuan dari berbagai negara, termasuk Indonesia, berkesempatan menempuh pendidikan pascasarjana di Amerika Serikat dan Kanada. Lulusan program ini diharapkan menjadi agen perubahan di komunitas masing-masing, membawa nilai-nilai perdamaian dan pemberdayaan.
Sementara itu, Chevening Scholarship, program beasiswa yang didanai oleh Foreign, Commonwealth & Development Office (FCDO) Pemerintah Inggris, menargetkan calon pemimpin dari seluruh dunia untuk melanjutkan studi magister (S2) di universitas ternama di Inggris.
Program ini menitikberatkan pada kepemimpinan, jejaring global, dan kontribusi sosial pasca studi.
Chevening terbuka bagi warga negara Indonesia yang memiliki pengalaman kerja minimal dua tahun. Beasiswa ini menanggung biaya kuliah penuh, tiket pesawat pulang-pergi, biaya hidup, uang saku kedatangan, hingga biaya visa, sehingga penerima dapat fokus sepenuhnya pada pendidikan dan pengembangan diri.
Meski berbeda fokus — IPS pada pemberdayaan perempuan dan Chevening pada kepemimpinan lintas sektor — keduanya memiliki misi serupa: membangun perdamaian global melalui pendidikan dan kolaborasi.
Pendidikan dipandang sebagai investasi jangka panjang untuk mencetak individu yang berpikiran terbuka, toleran, dan visioner.
Bagi perempuan Indonesia yang memiliki kepedulian terhadap isu perdamaian dan pemberdayaan, kedua beasiswa ini menjadi peluang emas untuk mengasah kemampuan, memperluas jaringan internasional, dan membawa perubahan positif bagi dunia.














