Media90 – Dunia teknologi modern dipenuhi kisah inspiratif — termasuk mereka yang berani mengambil jalan berbeda. Tidak semua miliarder sukses menyelesaikan kuliahnya. Beberapa justru memilih keluar dari kampus untuk mengejar impian yang mereka yakini, dan keputusan itu mengubah hidup mereka serta dunia.
Berikut 10 bos teknologi dunia yang membuktikan bahwa kesuksesan bukan hanya ditentukan oleh gelar, tetapi juga oleh visi, kerja keras, dan keberanian mengambil risiko.
1. Bill Gates – Microsoft
Pendiri Microsoft ini pernah kuliah di Harvard University pada tahun 1973. Namun dua tahun kemudian, ia memutuskan keluar untuk fokus membangun Microsoft bersama sahabatnya, Paul Allen.
Langkah itu terbukti tepat. Microsoft menjadi pelopor sistem operasi Windows, yang kini menjadi fondasi utama komputer modern di seluruh dunia.
Lewat Bill & Melinda Gates Foundation, Gates kini juga dikenal sebagai salah satu filantropis terbesar di dunia.
2. Steve Jobs – Apple
Steve Jobs hanya menempuh satu semester di Reed College, tetapi dari pengalaman di luar kelas itulah lahir inspirasi besar.
Bersama Steve Wozniak, ia mendirikan Apple Computer dan melahirkan produk revolusioner seperti Macintosh, iPod, iPhone, dan iPad.
Jobs membuktikan bahwa kreativitas dan intuisi bisa mengalahkan batas akademik.
3. Mark Zuckerberg – Facebook (Meta)
Zuckerberg keluar dari Harvard University pada 2004 untuk mengembangkan proyek yang awalnya bernama TheFacebook.
Kini, perusahaan induknya, Meta Platforms Inc., menaungi Facebook, Instagram, dan WhatsApp.
Visinya tentang metaverse memperkuat posisinya sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di era digital.
4. Larry Ellison – Oracle
Ellison sempat kuliah di University of Illinois dan University of Chicago, tapi tidak menyelesaikannya.
Ia kemudian mendirikan Oracle Corporation, perusahaan perangkat lunak basis data raksasa dunia.
Berbekal inovasi dan strategi agresif, Ellison kini masuk jajaran orang terkaya di dunia teknologi.
5. Michael Dell – Dell Technologies
Saat kuliah di University of Texas at Austin, Dell mulai merakit komputer di kamar asrama.
Melihat potensi bisnisnya, ia keluar pada 1984 dan mendirikan Dell Computer Corporation.
Model penjualan langsung ke konsumen membuat Dell sukses besar dan menjadi pemain utama di industri komputer pribadi.
6. Dylan Field – Figma
Mahasiswa Brown University ini memutuskan keluar setelah menerima Thiel Fellowship senilai 100.000 dolar AS.
Ia kemudian membangun Figma, alat desain kolaboratif berbasis cloud yang kini digunakan jutaan desainer di seluruh dunia.
Figma menjadi fenomena di dunia kreatif dan bernilai miliaran dolar.
7. Jan Koum – WhatsApp
Koum meninggalkan San Jose State University setelah bekerja di Yahoo selama hampir 10 tahun.
Pada 2009, ia mendirikan WhatsApp bersama Brian Acton dengan visi sederhana: aplikasi chat tanpa iklan, cepat, dan aman.
Facebook kemudian membeli WhatsApp pada 2014 dengan nilai fantastis — 19 miliar dolar AS atau lebih dari Rp300 triliun.
8. Evan Williams – Blogger, Twitter, Medium
Williams keluar dari University of Nebraska–Lincoln dan kemudian mendirikan Blogger, salah satu platform blog pertama di dunia.
Setelah Blogger diakuisisi Google, ia ikut mendirikan Twitter, lalu Medium, platform konten tulisan yang berfokus pada kualitas dan orisinalitas.
9. Gabe Newell – Valve dan Steam
Newell keluar dari Harvard University untuk bekerja di Microsoft, tempat ia belajar banyak tentang pengembangan perangkat lunak.
Ia kemudian mendirikan Valve Corporation, yang melahirkan game legendaris seperti Half-Life dan Portal.
Lewat platform Steam, Newell merevolusi industri distribusi game digital di seluruh dunia.
10. Travis Kalanick – Uber
Kalanick keluar dari University of California, Los Angeles (UCLA) untuk fokus pada startup pertamanya, Scour.
Meskipun proyek itu gagal, pengalaman tersebut menginspirasi kelahiran Uber, aplikasi transportasi daring yang mengubah cara orang bepergian di seluruh dunia.
Kesimpulan
Kisah para miliarder ini menunjukkan bahwa pendidikan memang penting, tetapi bukan satu-satunya jalan menuju sukses.
Yang jauh lebih penting adalah kemauan untuk belajar, keberanian mengambil risiko, dan keyakinan terhadap ide sendiri.
Mereka membuktikan bahwa terkadang, jalan pintas menuju sukses justru dimulai dari keputusan berani untuk keluar dari zona nyaman.














