Media90 – Selama bertahun-tahun, robot dikenal sebagai mesin yang hanya mampu menjalankan instruksi sesuai program. Mereka efisien, tetapi kaku, dan sering kesulitan menghadapi lingkungan yang dinamis. Kini, terobosan dari peneliti NYU Tandon School of Engineering menghadirkan BrainBody-LLM, algoritma yang memungkinkan robot merencanakan, menyesuaikan gerakan, dan belajar dari umpan balik secara real-time.
Bagaimana BrainBody-LLM Bekerja?
Algoritma ini meniru cara otak dan tubuh manusia berkomunikasi saat bergerak. Sistem ini terdiri dari dua komponen utama:
-
Brain LLM – Berfungsi sebagai “otak” yang membuat rencana besar, memecah tugas kompleks menjadi langkah-langkah kecil yang dapat diikuti secara berurutan.
-
Body LLM – Bertindak sebagai “tubuh” yang menerjemahkan langkah tersebut menjadi perintah teknis untuk aktuator robot.
Keunggulan utama BrainBody-LLM adalah arsitektur close-loop. Robot terus memantau tindakannya dan lingkungan sekitar, lalu mengirimkan sinyal kesalahan ke sistem agar rencana dapat disesuaikan secara langsung. Dengan cara ini, robot tidak hanya menjalankan perintah tetapi juga belajar dari kesalahan secara real-time.
Uji Coba Dunia Virtual dan Robot Fisik
Penelitian pertama kali menguji algoritma ini melalui simulasi di Virtual Home, platform di mana robot virtual melakukan pekerjaan rumah tangga. Hasilnya, tingkat keberhasilan meningkat hingga 17% dibanding metode sebelumnya.
Tidak berhenti di simulasi, BrainBody-LLM diuji pada robot fisik Franka Research 3. Robot berhasil menyelesaikan sebagian besar tugas, membuktikan kemampuan algoritma menghadapi kompleksitas dunia nyata.
Robot yang Belajar Layaknya Manusia
Menurut laporan Pomodo, BrainBody-LLM memungkinkan robot merencanakan, belajar, dan beradaptasi seperti manusia. Potensi penggunaannya meliputi:
-
Rumah Tangga – Membantu pekerjaan sehari-hari dengan fleksibilitas tinggi.
-
Rumah Sakit – Mendukung tenaga medis dalam tugas yang membutuhkan ketelitian.
-
Industri Manufaktur – Meningkatkan efisiensi produksi dengan adaptasi terhadap kondisi lapangan.
-
Lingkungan Dinamis – Seperti gudang atau pabrik, di mana robot harus menyesuaikan diri dengan perubahan cepat.
Apakah Robot Bisa Menggantikan Manusia?
Meski menjanjikan, BrainBody-LLM masih dalam tahap awal. Sistem saat ini diuji dengan set perintah terbatas dan lingkungan terkendali. Dalam kondisi nyata yang kompleks, algoritma masih perlu pengembangan lebih lanjut.
Untuk beroperasi di dunia nyata, robot memerlukan sensor multimodal, meliputi:
-
3D Vision – Membantu memahami bentuk dan dimensi objek secara akurat.
-
Depth Sensing – Menilai jarak dan kedalaman, penting untuk navigasi dan manipulasi objek.
-
Joint Control – Mengatur koordinasi gerak antar bagian tubuh agar lebih halus dan menyerupai gerakan manusia.
Dengan dukungan sensor ini, robot dapat bergerak alami, lebih presisi, dan aman, terutama di rumah sakit atau industri manufaktur, di mana kesalahan kecil bisa berdampak fatal.
BrainBody-LLM: Mitra Manusia Masa Depan
BrainBody-LLM bukan teknologi yang ditujukan untuk menggantikan manusia sepenuhnya, melainkan menjadi mitra cerdas yang dapat bekerja berdampingan dengan manusia. Robot ini dapat mendukung tugas berulang atau berisiko tinggi, serta pekerjaan yang membutuhkan ketelitian.
Dampak Bagi Masa Depan AI dan Robotika
Jika dikembangkan optimal, BrainBody-LLM berpotensi menjadi fondasi bagi robot generasi baru yang lebih mandiri, adaptif, dan cerdas. Teknologi ini bisa mengubah:
-
Industri – Robot dapat menangani tugas kompleks yang sebelumnya hanya bisa dilakukan manusia.
-
Kehidupan Sehari-hari – Robot rumah tangga membantu pekerjaan rutin.
-
Riset Ilmiah – Membuka peluang studi lanjutan tentang interaksi antara otak dan tubuh buatan.
Namun, kemiripan robot dengan manusia juga menimbulkan pertanyaan etika terkait batasan penggunaan dan tanggung jawab sosial.














