Media90 – Nvidia, raksasa semikonduktor asal Amerika Serikat, resmi menorehkan sejarah baru sebagai perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia. Nilai pasar perusahaan itu kini menembus 5 triliun dolar AS, atau setara dengan sekitar Rp83.000 triliun, menjadikannya perusahaan paling bernilai di planet ini.
Rekor ini sekaligus menggusur posisi Apple dan Microsoft dari puncak daftar perusahaan dengan valuasi tertinggi. Capaian monumental ini juga menandai pergeseran besar dalam arah industri teknologi global — dari dominasi ponsel dan perangkat lunak menuju era kecerdasan buatan (AI) yang menjadi fondasi ekonomi digital masa depan.
Permintaan Chip AI yang Terus Melonjak
Kesuksesan Nvidia bukanlah kebetulan. Dalam beberapa tahun terakhir, dunia menyaksikan lonjakan pesat dalam penggunaan AI generatif dan komputasi canggih di berbagai sektor — mulai dari kesehatan, pendidikan, industri keuangan, hingga pertahanan nasional.
Teknologi GPU (Graphics Processing Unit) buatan Nvidia menjadi tulang punggung dari revolusi tersebut. Chip buatan mereka kini digunakan untuk melatih dan menjalankan sistem AI berskala besar, termasuk ChatGPT, Gemini, dan Claude.
Hampir semua perusahaan teknologi besar dunia kini bergantung pada GPU Nvidia untuk mendukung operasional AI mereka. Para analis memperkirakan permintaan chip AI akan terus meningkat setidaknya hingga tahun 2027. Tak heran jika saham Nvidia terus mencetak rekor baru, mendorong kapitalisasi pasarnya melesat ke level tertinggi sepanjang sejarah.
Kesepakatan Strategis dengan Pemerintah AS
Momentum kenaikan nilai Nvidia semakin kuat setelah perusahaan ini menandatangani kesepakatan besar dengan pemerintah Amerika Serikat. Pada Rabu (29/10/2025), Nvidia dan pemerintahan Presiden Donald Trump sepakat untuk membangun infrastruktur kecerdasan buatan nasional senilai hingga 500 miliar dolar AS dalam empat tahun ke depan.
Proyek ambisius tersebut mencakup pembangunan tujuh superkomputer raksasa dan pusat data nasional yang akan mendukung riset AI, keamanan siber, serta penelitian pertahanan.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi Washington untuk memperkuat kemandirian teknologi Amerika Serikat di tengah meningkatnya persaingan dengan China.
Dengan kerja sama ini, posisi Nvidia semakin kokoh. Perusahaan yang dulu dikenal sebagai pembuat chip untuk gaming kini bertransformasi menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun infrastruktur digital masa depan AS.
Simbol Pergeseran Kekuasaan Teknologi Global
Tonggak sejarah yang dicapai Nvidia mencerminkan pergeseran kekuasaan dalam industri teknologi global. Jika sebelumnya nilai pasar dikuasai oleh produsen smartphone dan perusahaan software, kini fokus dunia bergeser ke komputasi tinggi dan kecerdasan buatan.
“Nvidia bukan lagi sekadar pembuat chip,” ujar Matt Britzman, analis dari Hargreaves Lansdown. “Mereka kini adalah perusahaan yang membentuk fondasi masa depan industri.”
Nvidia berhasil memosisikan diri sebagai mesin penggerak teknologi modern — menyediakan daya komputasi yang memungkinkan lembaga riset, perusahaan besar, hingga negara, untuk memanfaatkan kekuatan AI secara maksimal.
Optimisme Besar, Tapi Risiko Tetap Mengintai
Meski prestasi Nvidia menimbulkan euforia di pasar modal, sebagian analis mengingatkan bahwa valuasi supertinggi ini juga membawa risiko. CEO Tuttle Capital Management, Matthew Tuttle, menilai investor pada akhirnya akan menuntut bukti nyata dari pertumbuhan laba dan arus kas perusahaan.
“Pasar akan kembali pada fundamental,” ujarnya. “Nvidia harus mampu mempertahankan momentum ini lewat hasil keuangan yang konkret.”
Namun sejauh ini, performa keuangan Nvidia tergolong impresif. Dalam laporan terakhirnya, perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan lebih dari dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya — menunjukkan bahwa pasar AI masih jauh dari titik jenuh.
Dengan inovasi yang terus berlanjut dan posisi dominan di sektor AI, Nvidia kini tak hanya menjadi simbol keberhasilan industri semikonduktor, tetapi juga ikon dari era baru teknologi global yang digerakkan oleh kecerdasan buatan.














