TEKNO

Pasar Kerja di Dark Web Makin Padat, Diisi Remaja hingga Korban PHK: Gaji Bisa Tembus Rp80 Juta

4
×

Pasar Kerja di Dark Web Makin Padat, Diisi Remaja hingga Korban PHK: Gaji Bisa Tembus Rp80 Juta

Sebarkan artikel ini
Lowongan di Dark Web Kian Marak: Upah Capai Rp80 Juta, Banyak Diisi Remaja dan Eks Karyawan PHK
Lowongan di Dark Web Kian Marak: Upah Capai Rp80 Juta, Banyak Diisi Remaja dan Eks Karyawan PHK

Media90 – Pasar kerja di dark web tengah menunjukkan lonjakan aktivitas yang mengkhawatirkan. Laporan Kaspersky Digital Footprint Intelligence mencatat bahwa sepanjang 2024 hingga kuartal pertama 2025, jumlah resume dan lowongan kerja di forum-forum gelap meningkat tajam. Fenomena ini dipicu oleh gelombang PHK global—terutama di sektor teknologi—serta masuknya pelamar berusia sangat muda.

Kaspersky menyebut jumlah resume yang beredar pada 2025 bahkan naik 55% dibandingkan jumlah lowongan. Kondisi ini menggambarkan meningkatnya tekanan ekonomi yang membuat semakin banyak remaja dan mantan pekerja terdampak PHK mencoba mencari pemasukan melalui pekerjaan ilegal di dunia maya.

Remaja Berbondong-bondong Masuk Dark Web, Usia Rata-Rata Hanya 24 Tahun

Data Kaspersky menunjukkan usia rata-rata pencari kerja di dark web hanya 24 tahun. Mayoritas berasal dari kelompok yang rentan:

  • korban PHK industri teknologi,

  • lulusan baru yang kesulitan mendapat pekerjaan formal,

  • remaja yang tergiur gaji besar tanpa proses rekrutmen rumit.

Namun, sebagian besar lowongan yang beredar jauh dari kata legal. Posisi yang paling umum berkaitan dengan aktivitas kejahatan siber, mulai dari pengembangan malware, carding, hingga pencucian uang digital.

5 Pekerjaan Paling Dicari di Dark Web

Kaspersky merangkum lima peran yang paling banyak diminati di pasar kerja gelap sepanjang periode pengamatan:

  1. Developer / Pengembang – 17%

  2. Penetration Tester – 12%

  3. Pencuci Uang (Money Mule / Launderer) – 11%

  4. Carder – 6%

  5. Traffer – 5%

Mayoritas pelamar juga tidak keberatan mengambil jenis pekerjaan apa pun selama imbalannya tinggi. Sebanyak 69% menyatakan siap menerima tugas apa saja demi bayaran.

Dari sisi gender, perempuan cenderung terlibat dalam peran dengan interaksi interpersonal seperti customer support, sementara laki-laki mendominasi posisi teknis dan kriminal finansial.

Iming-iming Gaji Besar: Bisa Mencapai Rp80 Juta per Bulan

Salah satu daya tarik utama pasar kerja gelap adalah besarnya gaji yang ditawarkan. Dalam banyak kasus, bayaran ini jauh melebihi standar industri teknologi legal. Riset Kaspersky menunjukkan rata-rata pemasukan bulanan pelaku:

  • Reverse engineer: > USD 5.000 (sekitar Rp83 juta)

  • Penetration tester: sekitar USD 4.000

  • Developer: sekitar USD 2.000

  • Pencuci uang: komisi 20%

  • Carder: komisi 30%

  • Traffer: komisi hingga 50%

Tanpa proses HR, tanpa wawancara formal, dan langsung dibayar tinggi, banyak remaja melihat pekerjaan ini seolah sama dengan profesi legal—padahal risikonya sangat besar.

“Mereka Tak Sadar Risikonya adalah Penjara”

Alexandra Fedosimova, Analis Jejak Digital Kaspersky, menegaskan bahwa pasar kerja gelap kini bukan lagi ruang pinggiran. Targetnya semakin luas: pengangguran, remaja, hingga talenta IT yang tidak mendapat kesempatan di industri formal.

Menurutnya, banyak remaja terjerumus karena kemudahan akses, sifat anonim forum gelap, serta tawaran gaji yang menggiurkan. Padahal, konsekuensi hukumnya sangat berat dan dapat meninggalkan catatan kriminal permanen.

Waspada Tawaran Kerja Mencurigakan: Peran Orang Tua dan Sekolah

Kaspersky mencatat banyak remaja direkrut melalui Telegram, media sosial, forum tertutup, hingga komunitas anonim. Karena itu, orang tua dan pendidik diminta meningkatkan pengawasan dan memberikan edukasi literasi digital agar generasi muda tidak mudah tertipu tawaran kerja gelap.

Sebagai langkah preventif, Kaspersky memperkenalkan proyek “What we should do with kids who hack”, sebuah inisiatif yang mengarahkan bakat muda yang terlanjur melakukan peretasan menuju karier teknologi yang legal dan produktif.

Ancaman bagi Perusahaan: Rekrutmen Gelap Bisa Merembes ke Dunia Kerja Formal

Perusahaan juga tidak luput dari risiko. Rekrutmen gelap berpotensi menyusup ke lingkungan kerja formal, terutama jika pelamar memiliki “shadow experience” dari aktivitas ilegal.

Kaspersky menyarankan perusahaan untuk:

  • Melatih karyawan mengenali phishing dan tawaran kerja mencurigakan.

  • Memantau dark web untuk mendeteksi potensi kebocoran kredensial.

  • Mengedukasi tim HR agar peka terhadap pengalaman kerja mencurigakan.

  • Memanfaatkan layanan Digital Footprint Intelligence untuk pemantauan ancaman dari surface web hingga dark web.

Kesimpulan: Gaji Besar Tak Seimbang dengan Risiko Hukum

Di tengah meningkatnya PHK global dan ketatnya persaingan kerja, banyak orang tergoda memasuki pasar gelap demi pendapatan cepat. Namun, satu keputusan keliru dapat berujung hukuman penjara dan catatan kriminal seumur hidup.

Edukasi, kesadaran digital, serta pengawasan yang lebih kuat diperlukan untuk memastikan generasi muda tidak terjebak dalam iming-iming gaji tinggi yang justru penuh risiko.

Baca Juga:  Apple Siapkan iPhone 20 dengan Kamera Selfie Tersembunyi, Desain Futuristik untuk Perayaan 20 Tahun iPhone

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *