Media90 – Setelah lebih dari satu dekade misteri hilangnya Pesawat Malaysia Airlines MH370, pemerintah Malaysia kembali melanjutkan pencarian bangkai pesawat. Kali ini, langkah terbaru menarik perhatian dunia karena melibatkan Ocean Infinity, perusahaan eksplorasi laut dalam berbasis robotik asal Texas, Amerika Serikat. Pencarian dijadwalkan dimulai pada 30 Desember 2025, melanjutkan upaya yang sebelumnya dilakukan perusahaan ini pada 2018 selama tiga bulan.
Pesawat MH370 hilang dari radar sekitar satu jam setelah lepas landas pada 8 Maret 2014, saat melakukan penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing dengan membawa 239 penumpang dan awak kabin. Sejak saat itu, berbagai upaya pencarian dilakukan, namun hanya serpihan kecil yang berhasil ditemukan, sementara bangkai utama dan korban belum pernah teridentifikasi. Upaya multinasional sebelumnya melibatkan 60 kapal, 50 pesawat, dan 26 negara, namun belum membuahkan hasil signifikan.
Zona Pencarian Baru di Samudra Hindia
Menurut pemerintah Malaysia, Ocean Infinity akan memulai pencarian di zona baru seluas sekitar 15.000 km² di Samudra Hindia bagian selatan selama sekitar 55 hari. Area ini diyakini memiliki probabilitas tertinggi untuk menemukan bangkai pesawat. Detail zona target sengaja dirahasiakan, dengan lokasi yang ditentukan berdasarkan analisis sinyal satelit, rekonstruksi jalur puing, dan pelacakan serpihan yang hanyut di Samudra Hindia.
Robotik dan Teknologi Canggih yang Dikerahkan
Ocean Infinity akan menurunkan armada kapal dan robot bawah laut, termasuk Autonomous Underwater Vehicles (AUV) dan peralatan sonar untuk memetakan dasar laut secara sistematis. Robot ini mampu melayang puluhan meter di atas dasar laut, menjelajahi medan hingga kedalaman sekitar 6.000 meter.
Teknologi sonar yang digunakan mencakup multibeam sonar dan sub-bottom profilers, memungkinkan pencitraan lapisan bawah dasar laut dengan resolusi tinggi. Pemerintah Malaysia menilai metode robotik ini lebih aman dan efisien dibandingkan pencarian manual, sehingga diharapkan peluang menemukan MH370 meningkat signifikan.
Ocean Infinity menyebutkan bahwa sistem terbaru ini memiliki cakupan area lebih luas, resolusi lebih tinggi, dan jejak karbon lebih rendah dibanding metode sebelumnya. Kontrak yang diterapkan bersifat “no find, no fee”, artinya perusahaan hanya dibayar jika berhasil menemukan puing pesawat, dengan nilai kontrak mencapai US$ 70 juta (sekitar Rp 1,1 triliun). Meski teknologi canggih digunakan, baik pemerintah Malaysia maupun Ocean Infinity menegaskan bahwa pencarian di dasar laut yang luas tetap penuh tantangan dan tidak ada jaminan hasil.
Harapan Baru bagi Keluarga dan Dunia
Pengumuman kelanjutan pencarian ini disambut harapan besar, terutama oleh keluarga korban dan komunitas internasional. Banyak pihak menilai bahwa penggunaan teknologi robotik modern memberi secercah optimisme untuk akhirnya mengungkap misteri tragedi yang telah berlangsung lebih dari satu dekade.
Dikutip dari The Guardian, salah satu keluarga korban, Danica Weeks, menyatakan rasa lega dan bersyukur terhadap pemerintah Malaysia atas komitmen melanjutkan pencarian. Ia menegaskan bahwa keluarga korban tidak pernah berhenti berharap menemukan jawaban. Selain itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, juga menyampaikan apresiasi terhadap upaya Malaysia dan telah mencatat laporan terkait.
Meskipun penuh tantangan, operasi pencarian ini dianggap langkah paling realistis dan terbaik saat ini. Pencarian ini tidak hanya menjadi harapan baru bagi keluarga korban, tetapi juga menegaskan kembali komitmen Malaysia untuk mengungkap misteri jatuhnya Pesawat MH370.














