Media90 – Dunia perfilman Tanah Air bersiap menyambut pahlawan super baru. Soraya Intercine Films tengah mengembangkan proyek ambisius berjudul ‘Labah-Labah Merah’, sebuah film superhero lokal yang diadaptasi dari komik klasik karya Kus Bram yang pertama kali terbit pada tahun 1969.
Proyek ini menjadi salah satu upaya besar Soraya dalam menghidupkan kembali karakter legendaris komik Indonesia agar dikenal oleh generasi baru penonton film.
Asal Usul ‘Labah-Labah Merah’
‘Labah-Labah Merah’ termasuk salah satu komik paling populer pada masanya. Diciptakan oleh Kus Bram, komik ini hadir di era ketika regulasi hak cipta belum ketat. Desain kostum sang pahlawan sempat menyerupai karakter Spider-Man milik Marvel, karena pengaruh budaya pop global yang kuat.
Namun memasuki tahun 2000-an, desain kostum diubah agar lebih orisinal dan sesuai hukum hak cipta modern.
Komik ini berkisah tentang Bram, protagonis yang menggunakan kemampuan luar biasa layaknya laba-laba untuk menumpas kejahatan. Volume pertama berjudul “Membasmi Komplotan Srigala Hitam” diterbitkan dalam format dua panel hitam putih, lalu berkembang menjadi multi panel dengan alur cerita lebih kompleks dan aksi yang semakin intens.
Bram dikenal sebagai pahlawan rakyat: berani, sederhana, dan melawan ketidakadilan — nilai-nilai yang tetap relevan hingga kini.
Momentum Kebangkitan Film Superhero Indonesia
Fenomena kebangkitan film superhero lokal belakangan ini menjadi momentum tepat bagi kehadiran ‘Labah-Labah Merah’. Setelah kesuksesan Gundala dan Sri Asih, publik mulai menaruh perhatian lebih pada kisah pahlawan dari negeri sendiri.
Jika dieksekusi dengan baik, film ini berpotensi menjadi awal semesta sinematik superhero Indonesia, menggabungkan karya klasik dengan sentuhan modern, dan membuka peluang bagi pahlawan lokal lain untuk muncul di layar lebar.
Dengan proyek ini, Soraya Films berharap dapat mengenalkan kembali legenda ‘Labah-Labah Merah’ kepada penonton baru, sekaligus menghidupkan nostalgia bagi penggemar komik lama.














