BERITA

Dosen Polinela Latih Petani Pisang di Tanggamus Atasi Penyakit Layu Fusarium dengan Trichoderma

9
×

Dosen Polinela Latih Petani Pisang di Tanggamus Atasi Penyakit Layu Fusarium dengan Trichoderma

Sebarkan artikel ini
Dosen Polinela Bimbing Petani Pisang Tanggamus Tangani Layu Fusarium dengan Trichoderma
Dosen Polinela Bimbing Petani Pisang Tanggamus Tangani Layu Fusarium dengan Trichoderma

Media90 – Dalam upaya mendukung peningkatan produktivitas pertanian sekaligus menjaga kelestarian lingkungan, tim dosen Politeknik Negeri Lampung (Polinela) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) pembuatan dan aplikasi Trichoderma, agen hayati yang efektif dalam mengendalikan penyakit layu Fusarium pada tanaman pisang.

Kegiatan yang diikuti petani pisang di Kabupaten Tanggamus ini bertujuan memberikan solusi ramah lingkungan dalam mengatasi serangan penyakit tanaman, yang selama ini lebih banyak dihadapi dengan penggunaan pestisida kimia.

Edukasi Petani untuk Produksi Mandiri

Ketua Tim Pelaksana, Dr. Desi Maulida, S.P., M.Si., menjelaskan bahwa sebagian besar petani pisang di daerah tersebut masih bergantung pada pestisida kimia. Padahal, penggunaan pestisida berlebihan dapat menurunkan kesuburan tanah serta meningkatkan biaya produksi.

“Melalui pelatihan ini, kami berharap petani bisa memanfaatkan Trichoderma untuk menekan serangan penyakit tanpa merusak lingkungan. Selain itu, dengan membuatnya sendiri, mereka dapat mengurangi biaya produksi yang selama ini membebani,” ujar Dr. Desi saat membuka kegiatan pelatihan.

Bimtek ini menghadirkan sejumlah dosen lintas bidang keahlian, di antaranya Ir. Lisa Erfa, M.Si., Rahmadyah Hamiranti, S.P., M.Si., Ria Putri, S.P., M.Si., dan Sekar Utami Putri, S.P., M.Sc. Mereka bersama-sama memberikan bimbingan teknis mulai dari cara membuat kultur Trichoderma dari bahan lokal, proses fermentasi, hingga teknik aplikasi langsung di lahan pisang.

Baca Juga:  Penugasan Baru: Gubernur Arinal Djunaidi Melantik Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

Mahasiswa Turut Dampingi Petani di Lapangan

Selain para dosen, mahasiswa Polinela juga terlibat aktif dalam mendampingi petani selama praktik pembuatan dan penerapan Trichoderma. Pendampingan ini dimaksudkan agar petani dapat langsung memahami dan menerapkan teknologi tersebut secara mandiri.

Setelah sesi teori, kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi plot (demplot) di lahan milik anggota Kelompok Tani Sinar Petir, tempat kegiatan dilaksanakan. Di sana, petani bersama dosen dan mahasiswa memantau secara langsung efektivitas penggunaan Trichoderma dalam menanggulangi penyakit layu Fusarium yang menyerang tanaman pisang.

Petani Rasakan Manfaat Langsung

Ketua Kelompok Tani Sinar Petir mengaku sangat terbantu dengan adanya pelatihan dari Polinela. Menurutnya, kegiatan ini membuka wawasan baru sekaligus memberikan keterampilan yang bisa langsung diterapkan.

“Kami sangat berterima kasih kepada Polinela. Sekarang, petani bisa membuat Trichoderma sendiri. Dengan demikian, biaya produksi bisa ditekan dan tanaman pisang kami tumbuh lebih sehat,” ujarnya.

Dorong Pertanian Berkelanjutan dan Sejahtera

Melalui kegiatan ini, Polinela berharap penerapan teknologi pertanian ramah lingkungan dapat semakin meluas di kalangan petani. Pendekatan berbasis agen hayati seperti Trichoderma dinilai mampu menjaga keberlanjutan usaha tani, memperbaiki kesuburan tanah, dan meningkatkan kesejahteraan petani secara jangka panjang.

Baca Juga:  Polinela Siap Tambah Tiga Program Studi Baru dan Perluas Kuota Mahasiswa Tahun 2025

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang didukung oleh DIPA Politeknik Negeri Lampung Tahun 2025. Harapannya, inisiatif seperti ini dapat menjadi solusi berkelanjutan bagi tantangan pertanian di Provinsi Lampung, sekaligus memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam membangun pertanian yang tangguh dan berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *