TEKNO

Pendiri Netflix Tetap Waras dengan Ritual “Selasa Jam 5 Sore” Selama 30 Tahun

5
×

Pendiri Netflix Tetap Waras dengan Ritual “Selasa Jam 5 Sore” Selama 30 Tahun

Sebarkan artikel ini
Rahasia Pendiri Netflix Tetap Waras: Selama 30 Tahun Selalu Berhenti Kerja Tiap Selasa Pukul 17.00
Rahasia Pendiri Netflix Tetap Waras: Selama 30 Tahun Selalu Berhenti Kerja Tiap Selasa Pukul 17.00

Media90 – Di tengah budaya kerja Silicon Valley yang identik dengan lembur tanpa henti, Marc Randolph, co-founder Netflix, punya aturan unik yang ia pegang teguh lebih dari 30 tahun: setiap Selasa pukul 17.00, pekerjaan harus berhenti.

Bagi Randolph, aturan ini bukan sekadar kebiasaan, melainkan prinsip hidup yang ia sebut sebagai “waktu suci”.

Ritual Selasa Jam 5 Sore yang Tak Bisa Diganggu

Sejak awal karier, Randolph menetapkan batas waktu yang jelas setiap Selasa. Begitu jam menunjukkan pukul 5 sore, pekerjaan selesai. Tidak peduli ada rapat mendadak, cuaca buruk, atau jadwal padat—aturan tetap aturan.

Baca Juga:  Smartfren Bersinergi dengan Alita: Perkuat Portfolio IoT untuk Mendorong Transformasi Digital Indonesia

Selasa malam menjadi momen pribadi: ia menghabiskan waktu dengan sahabat, menonton film, makan malam, atau berjalan-jalan. Tidak ada panggilan penting, rapat tambahan, atau urusan bisnis yang masuk. Menurut Randolph, momen inilah yang menjaga kewarasannya, memulihkan energi, dan membuatnya tetap fokus menghadapi hari-hari berikutnya.

Bukan “Me Time” Biasa

Berhenti bekerja bagi Randolph bukan sekadar istirahat. Ia menganggapnya strategi bertahan hidup di dunia startup dan teknologi yang serba cepat.

Selasa malam menjadi waktu untuk:

  • melepaskan diri dari tekanan kerja,

  • menjauh dari data, analitik, dan rencana produk,

  • mengingat bahwa hidup bukan hanya soal mengejar pertumbuhan,

  • menjaga hubungan personal tetap sehat,

  • memulihkan energi mental.

Ia percaya bisnis yang berkembang tidak harus dibayar dengan kelelahan.

Kebiasaan yang Bertahan Sejak Era DVD Netflix

Netflix dimulai dari era penyewaan DVD. Namun, bahkan saat itu, Randolph tidak pernah mengubah jadwal Selasa pukul 17.00. Masalah harus diselesaikan sebelum jam lima, krisis pun harus ditangani tanpa mengganggu waktunya. Bagi Randolph, disiplin menjaga waktu pribadi sama pentingnya dengan ambisi bisnis.

Dunia Teknologi yang Gemar Lembur vs Filosofi Randolph

Budaya lembur kerap dianggap wajar di dunia startup. Beberapa tokoh teknologi bekerja ekstrem: Lucy Guo (Scale AI) bisa sampai 90 jam per minggu, sementara Andrew Feldman (Cerebras) menilai work-life balance tidak relevan.

Namun, ada pandangan berbeda dari tokoh senior: Jamie Dimon (JPMorgan) menekankan pentingnya kesehatan mental, sedangkan Jason Buechel (Whole Foods) mendorong karyawan memanfaatkan cuti berbayar. Randolph memilih jalan tengah, menyeimbangkan ambisi dan kewarasan, menunjukkan kesuksesan bisa dicapai tanpa mengorbankan kesehatan dan kebahagiaan pribadi.

Pesan Randolph: Keseimbangan Bukan Slogan, Tapi Kebiasaan

Di era “grind nonstop” dan bangga tidur lima jam, Randolph membawa pesan berbeda: keseimbangan lahir dari kebiasaan yang dijaga, bukan teori.

Satu jam pulang tepat waktu setiap Selasa cukup untuk membuatnya lebih fokus, lebih sehat, lebih produktif, dan tetap bahagia. Dan dengan cara itulah, ia berhasil membangun salah satu perusahaan teknologi paling berpengaruh di dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *