Media90 – Pasar mobil Indonesia semakin ramai dengan masuknya merek-merek mobil asal China, yang menawarkan berbagai model baik berbasis mesin konvensional (ICE) maupun listrik. Persaingan ini muncul di tengah meningkatnya permintaan mobil listrik, yang mencatat kenaikan penetrasi lebih dari 10 persen tahun ini.
Menanggapi kondisi pasar, Tekno Wibowo, Commercial Director Polytron, menyatakan pihaknya tetap optimis menghadapi kompetisi. “Persaingan selalu ada. Kalau kita lihat penjualan mobil secara umum menurun, tapi mobil listrik naik lebih dari 10 persen. Prinsip bisnis kan ada gula, ada semut,” ujar Tekno saat peluncuran Polytron Fox 350 di Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (19/11/2025).
Tekno menekankan pentingnya edukasi konsumen dalam memilih produk. “Semakin banyak pilihan sebenarnya bagus, tapi konsumen harus memilih merek yang benar-benar punya komitmen,” lanjutnya.
Kualitas vs Perang Harga
Meski mobil China menawarkan harga kompetitif, Polytron tidak merasa tertekan. Tekno menegaskan, kualitas tetap menjadi prioritas utama. “Kami selalu percaya, ada harga ada kualitas. Perang harga bersifat sementara. Pada akhirnya, konsumen harus menilai apakah harga sesuai dengan kualitas yang diterima,” jelasnya.
Namun, Tekno mengakui persaingan harga memang memengaruhi penjualan Polytron di Indonesia. “Memang menyusahkan dibanding-bandingkan, tapi waktu akan membuktikan,” ujarnya.
Strategi Polytron Menghadapi Persaingan
Polytron memilih konsistensi sebagai strategi utama. Produk mereka ditawarkan dengan jaminan buyback guarantee 70 persen, sehingga risiko konsumen hanya 30 persen selama tiga tahun pertama. “Kami percaya harga produk sudah sesuai. Kalau merek lain, belum tentu ada jaminan serupa,” tambah Tekno.
Hingga saat ini, Polytron telah menjual dua model mobil listrik di Indonesia, yakni G3 dan G3+, dengan rincian harga di wilayah Jakarta:
-
Polytron G3
-
Skema sewa baterai: Rp 299 juta
-
Dengan baterai: Rp 419 juta
-
-
Polytron G3+
-
Skema sewa baterai: Rp 339 juta
-
Dengan baterai: Rp 459 juta
-
Dengan strategi fokus pada kualitas, edukasi konsumen, dan jaminan produk, Polytron optimis tetap bisa bersaing di tengah gempuran merek mobil China yang agresif di pasar Indonesia.














