Media90 – Banjir dan longsor besar yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat menyebabkan 1.310 titik layanan telekomunikasi terganggu, sehingga akses komunikasi warga di sejumlah wilayah ikut terputus, terutama di daerah terdampak parah.
Bencana ini dipicu hujan lebat berhari-hari akibat Siklon Tropis Senyar, yang memaksa pemerintah menetapkan status darurat bencana di ketiga provinsi. Tim dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terus bekerja melakukan pemulihan jaringan.
Dampak Terbesar di Aceh
Komdigi mencatat total 1.310 site atau titik infrastruktur telekomunikasi terganggu per 26 November 2025. Site ini meliputi menara BTS, antena, radio, backhaul, hingga perangkat RAN yang digunakan operator.
Sebaran gangguan jaringan:
-
Aceh – 799 site (23,4%)
Aceh menjadi provinsi terdampak paling parah karena berada di jalur utama banjir dan longsor. Banyak wilayah terisolasi dan listrik terputus. -
Sumatera Utara – 495 site (5,15%)
Kerusakan tersebar di beberapa kabupaten, terutama lokasi terdampak longsor besar. -
Sumatera Barat – 16 site (0,43%)
Gangguan relatif kecil, namun beberapa site berada di daerah sulit dijangkau.
Komdigi memastikan monitoring dilakukan 24 jam melalui Pusat Monitoring Telekomunikasi, serta koordinasi dengan operator seluler diperketat untuk mempercepat pemulihan.
72 Korban Jiwa dan Puluhan Warga Masih Hilang
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan 72 korban meninggal akibat banjir dan longsor, dengan puluhan warga lainnya masih hilang.
Rincian korban meninggal:
-
Aceh (6 orang): Kabupaten Mereh Meriah 5, Gayo Lues 1
-
Sumatera Utara (57 orang): Tapanuli Tengah 34, Tapanuli Selatan 13, Tapanuli Utara 5, Humbang Hasundutan 4, Pakpak 1
-
Sumatera Barat (9 orang): Kota Padang 4, Padang Pariaman 5
Korban hilang: Aceh 9 orang, Sumatera Utara 33 orang. BNPB menegaskan data masih berkembang karena kondisi lapangan dinamis.
Upaya Pemulihan Masih Berjalan
Selain jaringan seluler, pemulihan listrik dan akses jalan juga dilakukan secara paralel untuk mendukung evakuasi dan komunikasi darurat. Komdigi menurunkan tim teknis ke wilayah terdampak untuk:
-
Memperbaiki site yang terendam atau tertimbun
-
Mengaktifkan mobile BTS untuk daerah yang terputus total
-
Berkoordinasi dengan operator untuk penyediaan genset darurat
-
Monitoring 24 jam terhadap gangguan baru
Pemulihan layanan telekomunikasi menjadi prioritas karena sangat dibutuhkan untuk komunikasi warga, tim SAR, hingga pemerintah daerah dalam penanganan bencana.














