Media90 – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) generatif, keberadaan ChatGPT telah menjelma menjadi asisten digital yang tak tergantikan—mulai dari menyelesaikan persoalan kompleks hingga menemani percakapan ringan sehari-hari. Namun, sebuah kekhawatiran baru mencuat: apakah asisten pintar ini perlahan berubah menjadi sarana promosi?
OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, saat ini tengah melakukan uji coba penyisipan konten berpotensi iklan di dalam respons yang dihasilkan. Langkah tersebut langsung memicu perdebatan di kalangan pengguna global, terutama mengingat selama ini ChatGPT dikenal sebagai platform bebas iklan. Dalam lanskap digital yang didominasi Google dan Meta dengan model bisnis berbasis iklan, keputusan OpenAI ini menjadi sorotan besar terkait masa depan netralitas AI.
Uji Coba Iklan Pertama Kali Terbongkar dari Versi Beta
Pengujian fitur promosi ini terungkap pada akhir November 2025, hampir tiga tahun sejak ChatGPT diluncurkan untuk publik. Temuan itu berasal dari kode internal dalam aplikasi ChatGPT Android versi 1.2025.329, yang memuat referensi seperti ads, search ads, hingga bazaar content.
Penemuan tersebut dibagikan oleh engineer Tibor Blaho melalui platform X dan langsung viral. Media teknologi The Information kemudian melaporkan bahwa konten promosi tersebut kemungkinan akan tampil berdasarkan memori atau riwayat percakapan, mirip sistem rekomendasi di mesin pencari.
Menanggapi sorotan itu, juru bicara OpenAI mengatakan:
“Kami sedang melakukan uji coba skala kecil untuk memahami bagaimana rekomendasi relevan dapat memberikan manfaat bagi pengguna. Ini bukan iklan pop-up.”
OpenAI menegaskan bahwa fitur tersebut masih sangat terbatas dan belum dirilis secara publik.
Bagaimana Mekanisme Iklannya Bekerja?
Berbeda dari iklan tradisional, konten promosi di ChatGPT akan muncul sebagai saran kontekstual. Misalnya, saat pengguna menanyakan solusi keuangan, ChatGPT mungkin akan menyelipkan rekomendasi layanan dari mitra tertentu.
Model ini meniru gaya promosi yang muncul sebagai suggested content, bukan sebagai banner mengganggu atau pop-up tiba-tiba.
Secara historis, OpenAI sebenarnya menghindari iklan sebagai sumber pendapatan utama. Mereka lebih mengandalkan langganan ChatGPT Plus dan layanan API berbayar. Namun, tantangan finansial besar masih membayangi. HSBC memperkirakan OpenAI baru akan meraih keuntungan sekitar tahun 2030, sementara kebutuhan pendanaan bisa mencapai US$207 miliar guna mendukung ekspansi teknologi.
CEO Sam Altman sebelumnya menegaskan bahwa iklan adalah “opsi terakhir”—namun tetap menjadi opsi realistis ketika perusahaan membutuhkan fondasi pendapatan yang stabil.
Respons Pengguna: Kekhawatiran Netralitas hingga Tuntutan Transparansi
Reaksi publik langsung memanas. Ribuan unggahan di platform X memprotes uji coba ini. Seorang pengguna menulis:
“ChatGPT menyarankan saya menggunakan layanan keuangan tertentu. Itu jelas iklan.”
Kekhawatiran utama adalah hilangnya netralitas dan objektivitas AI. Banyak pengguna menuntut:
-
transparansi penuh,
-
kontrol untuk mematikan fitur promosi,
-
dan jaminan bahwa AI tidak berubah menjadi mesin rekomendasi berbayar.
Meski begitu, sebagian pengguna lain melihat peluang positif. Mereka menilai, selama iklan tidak mengganggu, fitur ini bisa menghadirkan manfaat seperti rekomendasi relevan atau penawaran khusus—tentu dengan catatan pengguna tetap memegang kontrol penuh terhadap konten yang mereka terima.
Monetisasi Masa Depan ChatGPT
Uji coba ini mengindikasikan bahwa OpenAI sedang menata model bisnis jangka panjang di tengah persaingan global. Dengan investasi yang terus membengkak dan biaya operasional sangat besar, perusahaan membutuhkan sumber pendapatan baru tanpa mengorbankan pengalaman pengguna.
OpenAI menegaskan bahwa semua masukan pengguna akan menjadi pertimbangan utama sebelum memutuskan apakah fitur ini akan menjadi permanen.
Uji coba iklan ini bisa menjadi tonggak lahirnya model bisnis baru—iklan kontekstual di dalam percakapan AI—yang mungkin menjadi tren industri di masa depan.
Namun pada akhirnya, masa depan ChatGPT akan ditentukan oleh kemampuan OpenAI menjaga keseimbangan antara monetisasi dan pengalaman pengguna. Sebuah tantangan besar di era ketika AI semakin menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.














