Media90 – Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra tidak hanya menimbulkan kerugian materi, tetapi juga memicu krisis air bersih bagi masyarakat terdampak. Menyikapi kondisi tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) hadir dengan solusi berbasis teknologi melalui inovasi Arsinum, yang mampu mengubah air banjir menjadi air layak minum.
BRIN menyiapkan tiga titik operasional Arsinum di wilayah terdampak, yakni dua lokasi di Aceh Tamiang dan satu lokasi di Tapanuli Tengah. Kehadiran teknologi ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat terhadap air minum yang aman, terutama saat akses terhadap sumber air bersih terganggu akibat bencana.
Dalam agenda Media Lounge Discussion bersama Kepala BRIN, Prof. Arif Satria, di Jakarta Pusat, Senin (22/12/2025), Arif menegaskan bahwa BRIN sudah turun tangan langsung ke daerah yang membutuhkan. Selain itu, mobil air siap minum sebagai salah satu inovasi yang dikembangkan dipastikan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Kita mengembangkan Arsinum yang benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat. Air banjir bisa diubah menjadi air minum dan kemarin sudah teruji. Saya langsung minum airnya, dan masyarakat semangat sekali,” ujar Arif.
Arsinum: Alat Pengolahan Air di Mobil Khusus
Arsinum merupakan alat pengolahan air bersih yang dipasang pada mobil khusus, sehingga mudah dipindahkan ke lokasi bencana. Teknologi ini mampu mengolah air banjir yang keruh dan berlumpur menjadi air jernih dan aman dikonsumsi. Saat ini, satu unit Arsinum mampu menghasilkan hingga 10.000 liter air bersih per hari, jumlah yang cukup signifikan untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat di lokasi pengungsian.
Proses pengolahan air dilakukan dengan memasukkan air banjir ke dalam sistem Arsinum. Melalui tahapan penyaringan dan pemurnian, air kotor tersebut diolah hingga memenuhi standar air minum. “Jadi air kotor itu, air banjir berlumpur itu dimasukkan ke situ. Kemudian air bersih dan orang bisa minum,” jelas Arif.
Arsinum telah mulai beroperasi sejak Sabtu sebelumnya, bersamaan dengan edukasi kepada masyarakat terkait cara penggunaan dan pemanfaatannya. Edukasi ini penting agar warga memahami bahwa air hasil olahan tersebut aman dikonsumsi dan dapat digunakan secara optimal selama masa tanggap darurat.
Peneliti BRIN Pastikan Kualitas Air Aman
BRIN juga menurunkan para peneliti ke lapangan untuk memastikan kualitas air yang dihasilkan benar-benar aman. Pengujian dilakukan secara menyeluruh, mulai dari tingkat keasaman (pH), kandungan zat berbahaya, hingga standar keamanan air minum.
Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih BRIN, Wahyu Hidayat, menyampaikan bahwa air minum dari Arsinum sudah sesuai dengan standar Peraturan Menteri Kesehatan dengan kadar TDS maksimal 300 mg/L. Air yang diproduksi setara dengan air minum kemasan dengan TDS di bawah 80 mg/L.
Target Pengembangan Teknologi
Teknologi ini disambut baik masyarakat setempat karena air bersih untuk minum masih menjadi persoalan setelah banjir melanda. Ke depan, BRIN menargetkan Arsinum dapat memproduksi hingga 20.000 liter air per hari.
“Nah sekarang saya minta riset lagi agar skalanya lebih besar. Jangan 10.000 liter per hari tapi bisa nggak 20.000 liter per hari supaya skala lebih besar lagi,” kata Arif.
Selain untuk pengolahan air minum, Arsinum juga mampu memproduksi air bersih dalam jumlah yang cukup besar. Satu unit bahkan dapat menghasilkan kapasitas 20.000 hingga 30.000 liter per hari.
Harapan di Tengah Bencana
Inovasi Arsinum membuktikan bahwa riset dan teknologi memiliki peran penting dalam penanggulangan bencana. Dengan mengubah air banjir menjadi air layak minum, BRIN tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, tetapi juga menghadirkan harapan di tengah situasi darurat. Ke depan, teknologi ini diharapkan dapat diterapkan lebih luas sebagai solusi cepat dan efektif dalam menghadapi krisis air bersih akibat bencana alam di berbagai wilayah Indonesia.














