Media90 – Masyarakat Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, terus mengembangkan sektor pertanian meskipun menghadapi keterbatasan lahan. Hal ini tidak menjadi hambatan bagi mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) dari program studi Matematika dan Teknik Perkeretapian untuk mewujudkan inovasi pertanian modern di desa tersebut.
Berkat inisiatif mereka, Desa Bagelen kini memiliki Sanggar Tani Sistem Pertanian Hidroponik Berbasis Vertical Farming (SIPETANI), yang berfungsi sebagai pusat inovasi sekaligus pelatihan pertanian modern.
Program Kolaboratif Mahasiswa dan Warga
Sanggar Tani SIPETANI hadir melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Kemendikbudristek, yang berlangsung pada 18 Juli–12 Oktober 2025. Sebanyak 15 mahasiswa dari dua program studi terlibat aktif dalam program ini, dengan tujuan membantu petani setempat mengatasi keterbatasan lahan, meningkatkan produktivitas, dan menumbuhkan kemandirian melalui teknologi hidroponik dan vertical farming.
Program ini dijalankan secara kolaboratif bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Karang Taruna Desa Bagelen. Masyarakat belajar tidak hanya membangun instalasi hidroponik, tetapi juga teknik budidaya modern, pengolahan pascapanen, hingga strategi pemasaran.
Beberapa komoditas yang dikembangkan antara lain bayam, selada, kangkung, dan sawi, seluruhnya ditanam dengan metode ramah lingkungan dan efisien lahan.
Dampak Positif untuk Masyarakat
Kepala Desa Bagelen, Merdi Parmanto, menyebut pendirian sanggar ini sebagai peluang baru bagi warga. “Harapannya, sanggar ini dapat menjadi contoh bagi desa lain di Pesawaran bahkan di Lampung,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari warga. Eka Dewi, perwakilan KWT, menyampaikan bahwa pendampingan mahasiswa ITERA membawa pengetahuan baru. Kini masyarakat bisa mengolah hasil pertanian secara modern, menghasilkan produk berkualitas, dan siap dipasarkan lebih luas.
Ketua Karang Taruna Desa Bagelen menambahkan, kehadiran sanggar ini memantik semangat generasi muda untuk berkarya di bidang pertanian. Menurutnya, program ini tidak hanya memperkenalkan teknologi pertanian modern, tetapi juga membuka peluang usaha baru sekaligus memperkuat gotong royong masyarakat.
Capaian Program PPK Ormawa
Wakil Ketua Tim PPK Ormawa, Egis Efri Rahyunda, menuturkan bahwa program ini menghasilkan sejumlah capaian penting:
-
Terbentuknya sanggar sebagai pusat pelatihan pertanian modern.
-
Peningkatan kapasitas KWT dan petani muda.
-
Pemanfaatan lahan sempit menjadi produktif.
-
Lahirnya petani baru dengan rencana usaha tani.
-
Pengembangan kurikulum pelatihan nonformal, buku ber-ISBN, HKI, dan dokumentasi media.
Target Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, Sanggar Tani SIPETANI ditargetkan menjadi pusat pengembangan pertanian modern di tingkat desa. Mahasiswa ITERA berkomitmen mendampingi masyarakat Bagelen agar mampu memperluas jejaring pemasaran melalui media digital, sekaligus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak demi keberlanjutan program.
Dengan adanya Sanggar Tani SIPETANI, Desa Bagelen tidak hanya menjadi contoh inovasi pertanian modern, tetapi juga membuktikan bahwa kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat mampu menghadirkan perubahan nyata bagi ekonomi lokal dan kemandirian petani.