BISNIS

LindungiHutan Dorong Transparansi ESG dan Akuntabilitas Karbon Lewat Green Skilling #26

1
×

LindungiHutan Dorong Transparansi ESG dan Akuntabilitas Karbon Lewat Green Skilling #26

Sebarkan artikel ini
Green Skilling #26 Bahas Strategi Cegah Greenwashing dan Bangun ESG yang Kredibel
Green Skilling #26 Bahas Strategi Cegah Greenwashing dan Bangun ESG yang Kredibel

Media90 – Sebagai bagian dari komitmennya dalam membangun ekosistem keuangan berkelanjutan, LindungiHutan kembali menghadirkan Green Skilling edisi ke-26 dengan tema “Menghindari Greenwashing: Strategi ESG & Carbon Accounting untuk Sektor Keuangan.” Acara ini menyoroti peran penting lembaga keuangan dalam mempercepat transisi menuju ekonomi hijau di tengah meningkatnya kesadaran publik terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan.

Sektor keuangan kini memegang posisi strategis dalam menentukan arah pembangunan berkelanjutan. Tak hanya berperan sebagai penyedia modal, lembaga seperti bank, perusahaan investasi, hingga asuransi diharapkan mampu memastikan aliran dana mereka benar-benar mendukung aktivitas ramah lingkungan serta berkontribusi terhadap pencapaian target iklim nasional dan global.

Namun, di tengah maraknya penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), fenomena greenwashing masih menjadi tantangan. Banyak perusahaan mengklaim diri berkelanjutan tanpa bukti atau data yang kredibel, yang pada akhirnya berpotensi menurunkan kepercayaan investor, regulator, dan masyarakat terhadap upaya keberlanjutan korporasi.

Baca Juga:  Politeknik Negeri Madura dan WSBP Mulai Pembangunan Gedung Kuliah Jurusan Kesehatan senilai Rp65,57 Miliar

Melalui edisi kali ini, LindungiHutan berupaya mendorong transparansi dan akuntabilitas sektor keuangan dalam menerapkan strategi ESG berbasis data. Salah satu fokus utama adalah penerapan carbon accounting—penghitungan emisi karbon—yang menjadi alat penting untuk mengukur dampak nyata investasi dan aktivitas bisnis terhadap lingkungan. Dengan pendekatan ini, lembaga keuangan diharapkan dapat menghindari klaim hijau semu sekaligus menunjukkan komitmen keberlanjutan yang terukur.

Dalam sesi diskusi, para narasumber akan mengulas berbagai topik strategis, mulai dari tantangan implementasi ESG di Indonesia, tekanan regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui kebijakan seperti Taksonomi Hijau, hingga pentingnya peningkatan transparansi untuk menjawab tuntutan investor global. Pembahasan juga akan menyoroti bagaimana data karbon dapat memperkuat kredibilitas laporan keberlanjutan, menyeimbangkan profit jangka pendek dengan komitmen hijau jangka panjang, serta mendorong kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil untuk memperkuat ekosistem keuangan hijau nasional.

Edisi Green Skilling kali ini menghadirkan dua narasumber utama. Narasumber pertama, perwakilan dari sektor perbankan atau manajemen investasi, akan membawakan materi “Strategi ESG di Sektor Keuangan: Dari Regulasi hingga Implementasi.” Ia akan mengulas bagaimana lembaga keuangan menerjemahkan prinsip ESG ke dalam kebijakan pembiayaan, investasi, hingga produk keuangan hijau seperti green bonds. Narasumber juga akan berbagi pengalaman mengenai tantangan dalam menjaga keseimbangan antara profitabilitas dan keberlanjutan serta memaparkan studi kasus penerapan ESG di lembaga keuangan dalam negeri.

Baca Juga:  BRI Manajemen Investasi Raih Penghargaan Best Sharia Mutual Fund 2025

Sementara itu, narasumber kedua dari kalangan konsultan, asosiasi, atau akademisi akan membawakan materi “Carbon Accounting sebagai Kunci Menghindari Greenwashing.” Sesi ini akan membahas metodologi pengukuran emisi (Scope 1, 2, dan 3), pemanfaatan data karbon untuk laporan ESG yang kredibel, serta adaptasi praktik terbaik internasional ke konteks Indonesia. Data emisi yang akurat diharapkan dapat menjadi tolok ukur kinerja lingkungan, memperkuat kepercayaan pasar, dan membuka peluang pendanaan hijau yang lebih luas.

“Greenwashing menjadi tantangan besar bagi keberlanjutan di sektor keuangan. Melalui Green Skilling #26, kami ingin membantu pelaku industri memahami bahwa keberlanjutan bukan sekadar tren komunikasi, tetapi sebuah komitmen nyata yang dapat diukur dan dipertanggungjawabkan,” ujar Siktiyana, Head of Content and Marketing LindungiHutan.

Ia menambahkan, LindungiHutan terus berkomitmen membangun ruang belajar dan kolaborasi lintas sektor agar isu lingkungan dapat diterjemahkan menjadi praktik bisnis yang berdampak nyata.

Baca Juga:  Empat Perusahaan Kolaborasi Kembangkan Studi Kelayakan JCM Berbasis Solusi Alam di Indonesia

Melalui program Green Skilling, LindungiHutan berharap dapat memperkuat kapasitas profesional di berbagai sektor untuk mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam strategi bisnis. Acara ini juga menjadi wadah kolaborasi bagi perusahaan, merek, dan komunitas yang ingin berkontribusi pada pembangunan ekonomi hijau yang inklusif, transparan, dan berkeadilan.

Kegiatan Green Skilling #26 akan digelar pada Selasa, 21 Oktober 2025 pukul 15.00 WIB secara daring melalui Zoom Meeting. Masyarakat dapat mengikuti acara ini secara gratis dengan melakukan registrasi melalui tautan https://tinyurl.com/greenskilling26.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *