Media90 – Perkembangan teknologi digital membawa peluang sekaligus risiko bagi generasi muda. Media sosial dan kecerdasan buatan (AI) kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, mulai dari hiburan, kesehatan, pendidikan, hingga pemasaran. Namun, di balik manfaatnya, muncul kekhawatiran serius terkait dampak negatif bagi anak-anak. Menyikapi hal ini, Parlemen Eropa baru saja menyetujui resolusi non-binding yang mendorong regulasi AI sekaligus penetapan batas minimum usia bagi pengguna platform digital.
Batas Usia Minimum untuk Pengguna Media Sosial dan AI
Uni Eropa menetapkan batas usia minimum 16 tahun untuk akses bebas ke media sosial dan chatbot AI. Anak-anak berusia 13-16 tahun masih dapat menggunakan layanan ini, namun harus mendapat persetujuan orang tua. Langkah ini bertujuan menciptakan standar perlindungan yang seragam di seluruh negara anggota, sekaligus menempatkan keluarga sebagai penyaring utama informasi yang diterima anak-anak.
Mengatasi Dampak AI dan Desain Adiktif
Parlemen Eropa juga menyoroti desain adiktif pada media sosial yang mendorong perilaku doom scrolling, serta risiko AI generatif yang mampu membuat teks, gambar, atau video. Teknologi ini membuka peluang kreatif, namun juga berpotensi menyebarkan konten palsu, manipulatif, dan berbahaya bagi perkembangan psikologis anak. Regulasi AI diharapkan memastikan teknologi digunakan secara etis dan aman, mendukung perkembangan generasi muda tanpa menimbulkan risiko.
Perlindungan dari Iklan Manipulatif dan Unsur Judi
Konten iklan manipulatif, seperti loot box dalam game, menjadi perhatian serius. Anak-anak dapat terjerumus dalam perilaku mirip perjudian tanpa disadari. Resolusi Uni Eropa berupaya menciptakan ruang digital yang aman, bebas dari jebakan komersial, sehingga anak-anak dapat belajar, berkreasi, dan bersosialisasi tanpa dieksploitasi.
Langkah Berani yang Perlu Proses Panjang
Meskipun menjanjikan, penerapan regulasi ini membutuhkan proses panjang. Proposal resmi dari Komisi Eropa dan negosiasi antarnegara anggota diperlukan sebelum aturan benar-benar berlaku. Perusahaan teknologi pun harus menyesuaikan layanan mereka sesuai standar baru, termasuk segmentasi usia dan gender, agar anak-anak tidak menjadi “korban eksperimen” algoritma.
Menuju Digital yang Aman dan Edukatif
Resolusi Parlemen Eropa menjadi sinyal kuat perlindungan moral dan digital bagi generasi muda. Dengan regulasi ini, anak-anak diharapkan dapat memanfaatkan teknologi secara maksimal tanpa terjebak dalam kecanduan layar, konten berbahaya, atau iklan manipulatif. Fokus pada desain yang aman, etis, dan edukatif diharapkan membentuk dunia digital yang bermanfaat bagi tumbuh kembang anak-anak di seluruh Eropa.














