Media90 – Indonesia kembali diingatkan akan potensi bencana besar akibat aktivitas tektonik di wilayahnya. Secara geografis, Tanah Air berada di pertemuan tiga lempeng aktif dunia — Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik — yang menjadikannya salah satu negara paling rawan gempa bumi dan tsunami di dunia.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Teuku Faisal Fathani, menegaskan bahwa saat ini terdapat tiga zona megathrust utama yang menjadi perhatian serius karena berpotensi memicu gempa besar. Ketiganya yakni Megathrust Mentawai–Siberut, Megathrust Selat Sunda–Banten, dan Megathrust Sumba.
“Ketiga zona ini belum melepaskan energi tektonik dalam ratusan tahun. Diduga kuat saat ini sedang terjadi proses akumulasi energi yang dapat dirilis sewaktu-waktu tanpa dapat diprediksi,” ujar Faisal dalam Rapat Tim Pengawas Bencana DPR RI di Jakarta.
Apa Itu Zona Megathrust?
Zona megathrust merupakan daerah pertemuan antar-lempeng tektonik di zona subduksi, yaitu area di mana satu lempeng bumi menukik ke bawah lempeng lainnya. Proses ini biasanya terjadi di dasar laut, dan saat energi yang terkumpul dilepaskan, hasilnya bisa berupa gempa bumi besar disertai tsunami dahsyat.
Dalam sejarah, zona megathrust telah menjadi penyebab beberapa bencana gempa dan tsunami terbesar di dunia. Contohnya Megathrust Sunda di Indonesia yang memicu gempa Aceh 2004, Palung Peru–Chile di Amerika Selatan, Palung Nankai di Jepang, dan Zona Subduksi Cascadia di Amerika Utara.
Tanda dan Risiko yang Harus Diwaspadai
Menurut data BMKG, sepanjang tahun 2025 sudah terjadi 850 gempa bumi yang dirasakan masyarakat di Indonesia. Meski sebagian besar berkekuatan sedang, aktivitas ini menunjukkan bahwa gerakan tektonik di wilayah Indonesia masih sangat aktif.
Zona Mentawai–Siberut di barat Sumatera diketahui menampung tekanan besar dari pergerakan Lempeng Indo-Australia terhadap Eurasia. Sementara Megathrust Selat Sunda–Banten berpotensi memicu tsunami yang dapat melanda pesisir Jawa bagian barat dan Sumatera bagian selatan. Adapun Megathrust Sumba di kawasan Nusa Tenggara berisiko mengguncang wilayah sekitar Flores dan Sumba.
Pentingnya Mitigasi dan Kesiapsiagaan
BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesadaran bencana dan memahami langkah mitigasi dasar. Warga di wilayah rawan gempa diminta mengetahui rute evakuasi, menyiapkan perlengkapan darurat, serta selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG.
Pemerintah bersama lembaga terkait juga terus memperkuat sistem peringatan dini tsunami dan memperbarui peta rawan bencana guna meminimalkan risiko korban jiwa.
“Gempa megathrust tidak bisa diprediksi waktunya, tapi kita bisa meminimalkan dampaknya dengan kesiapsiagaan,” tegas Faisal.
Kesimpulan
Indonesia saat ini menghadapi ancaman nyata dari tiga zona megathrust aktif: Mentawai–Siberut, Selat Sunda–Banten, dan Sumba. Ketiganya sedang mengakumulasi energi tektonik yang bisa dilepaskan dalam bentuk gempa besar kapan saja.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, tidak panik, dan meningkatkan kesiapsiagaan melalui edukasi serta latihan evakuasi. Dengan langkah mitigasi yang tepat, risiko bencana di negeri rawan gempa ini dapat ditekan seminimal mungkin.














