Media90 – China kembali mencetak prestasi besar di dunia teknologi. Tim peneliti negara tersebut berhasil mengembangkan chip AI analog super cepat yang diklaim memiliki kecepatan hingga 1.000 kali lebih tinggi dibandingkan GPU kelas atas buatan Nvidia dan AMD. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Electronics, menandai terobosan signifikan dalam evolusi komputasi analog.
Komputasi Analog: Lebih Cepat dan Hemat Energi
Chip AI baru ini menggunakan sistem komputasi analog, yakni teknologi yang memproses data langsung melalui rangkaian fisik perangkat keras tanpa bergantung pada sistem digital biner konvensional. Keunggulan utamanya bukan hanya kecepatan, tetapi juga efisiensi energi tinggi.
Para peneliti menjelaskan bahwa chip ini dapat mencapai presisi setara prosesor digital, namun hanya menggunakan 1% energi dibanding GPU digital seperti Nvidia H100. Hal ini dimungkinkan karena chip analog memproses data langsung tanpa bolak-balik mentransfer data ke memori—sumber utama pemborosan daya di sistem digital.
RRAM dan Arsitektur Crossbar Jadi Kunci
Chip ini memanfaatkan sel memori RRAM (Resistive Random-Access Memory) dan arsitektur crossbar, yang memungkinkan pemrosesan matriks berskala besar secara langsung di ranah analog. Dengan desain ini, chip AI mencapai presisi 24-bit fixed-point, pencapaian signifikan di dunia komputasi analog.
Dalam pengujian, chip ini menunjukkan performa 1.000 kali lebih cepat dan 100 kali lebih hemat energi dibanding GPU digital tercanggih saat ini, terutama untuk tugas berat seperti perhitungan matriks MIMO pada sistem nirkabel.
Mengatasi Von Neumann Bottleneck
Masalah klasik sistem komputer digital, von Neumann bottleneck, terjadi karena hambatan perpindahan data antara prosesor dan memori. Chip AI analog China mengatasi masalah ini dengan memproses data langsung di perangkat keras, tanpa perlu transfer data eksternal, membuka jalan bagi arsitektur komputasi generasi berikutnya yang lebih cepat dan efisien.
Potensi Besar untuk AI dan Jaringan 6G
Para ilmuwan menilai chip ini sangat relevan untuk masa depan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI) dan jaringan 6G, di mana kebutuhan pemrosesan data semakin besar dan kompleks. Jika diproduksi massal, chip ini berpotensi menantang dominasi Nvidia dan AMD di pasar GPU AI.
Meski begitu, hingga kini belum ada informasi resmi terkait jadwal produksi komersial atau penerapan industri dari teknologi revolusioner ini.
Langkah Besar Menuju Dominasi Teknologi Dunia
Terobosan ini menegaskan ambisi besar China untuk menjadi pemimpin global dalam komputasi AI dan semikonduktor. Dengan chip analog yang super cepat dan hemat energi, China berpotensi mendefinisikan ulang cara komputer bekerja dan mempercepat transformasi digital dunia di masa depan.














