Media90 – Elon Musk dikenal sebagai sosok visioner di balik Tesla, SpaceX, hingga Neuralink. Kekayaannya yang diperkirakan mencapai USD 467 miliar atau sekitar Rp 7.800 triliun menempatkannya sebagai orang terkaya di dunia selama beberapa tahun terakhir. Namun di balik angka fantastis itu, Musk justru tampil sebagai figur yang hidup sangat sederhana—bahkan kerap dianggap “pelit” oleh orang-orang dekatnya.
Artikel ini mengulas bagaimana Musk mengelola kekayaannya, alasan ia memilih hidup minim aset, hingga polemik yang mengiringi gaya hidup serta pola filantropinya.
Tinggal di Rumah Kecil Seharga Rp 800 Juta
Alih-alih mansion megah seperti miliarder pada umumnya, Musk tinggal di sebuah rumah kecil prefabrikasi senilai USD 50.000 atau sekitar Rp 800 jutaan di Texas. Hunian sederhana itu berlokasi dekat markas SpaceX, tempat ia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja.
Grimes, mantan pasangannya, pernah mengungkap kisah yang menggambarkan betapa sederhana hidup Musk. Ia menyebut Musk pernah tidur di atas kasur bolong dan menolak menggantinya. Grimes bahkan menyindir bahwa gaya hidup Musk “kadang berada di bawah garis kemiskinan”.
Padahal sebelum 2020, Musk memiliki deretan properti mewah di kawasan elite Bel-Air, California. Total, ia membeli tujuh rumah senilai sekitar USD 100 juta dalam tujuh tahun. Namun pada 2020, Musk mengejutkan publik dengan keputusan menjual hampir semua aset fisiknya. Menurutnya, kepemilikan justru mengganggu fokus. Baginya, misi membawa umat manusia ke Mars jauh lebih penting daripada memiliki rumah mewah.
Pernah Hidup Nomaden dan Menumpang di Rumah Teman
Pada 2021, Musk menyatakan bahwa rumah kecil di Texas itu adalah hunian utamanya. Namun setahun kemudian, ia mengaku tidak benar-benar memiliki rumah. Ia kerap tinggal di rumah teman ketika bepergian untuk urusan Tesla atau SpaceX.
Larry Page, pendiri Google, pernah menggambarkan Musk sebagai “tunawisma” karena sering mengirim pesan menanyakan tempat untuk bermalam. Fenomena ini membuat publik bertanya-tanya: apakah Musk benar-benar menjalani hidup sederhana, atau ini bagian dari strategi hidup yang sengaja ia pilih?
Sederhana soal Rumah, Tapi Koleksi Mobilnya Fantastis
Meski irit soal properti, Musk memiliki ketertarikan besar pada mobil. Koleksi kendaraan pribadinya berisi deretan mobil ikonik, di antaranya:
-
Ford Model T, mobil yang merevolusi industri otomotif.
-
Jaguar E-Type Roadster 1967, klasik elegan yang disebut Enzo Ferrari sebagai mobil terindah.
-
McLaren F1 1997, supercar legendaris yang pernah ia tabrakan lalu perbaiki.
-
Tesla Roadster, mobil Tesla pertama yang melambung popularitasnya setelah diluncurkan ke luar angkasa.
-
Lotus Esprit 1976 dari film The Spy Who Loved Me, yang ingin ia modifikasi agar benar-benar bisa menjadi kapal selam.
Koleksi ini menunjukkan bahwa meski hidup sederhana dalam hal tertentu, Musk tetap memiliki selera eksotis pada kategori lain.
Jet Pribadi: Bukan untuk Gaya, tapi Efisiensi
Di balik gaya hidup minimalisnya, Musk tetap memiliki beberapa jet pribadi Gulfstream bernilai puluhan juta dolar. Namun ia menegaskan bahwa jet tersebut bukan simbol kemewahan. Baginya, jet adalah alat kerja.
“Tanpa jet pribadi, saya punya lebih sedikit waktu untuk bekerja,” ujarnya.
Dengan bisnis yang tersebar dari Texas hingga California dan berbagai negara lain, jet pribadi membuatnya bisa bergerak cepat dari satu lokasi strategis ke lokasi lainnya.
Filantropi ala Musk: Dermawan Tapi Kontroversial
Musk rutin memberikan donasi dalam jumlah besar, termasuk miliaran dolar dalam bentuk saham. Musk Foundation miliknya terlibat dalam berbagai proyek sosial dan pendidikan. Namun laporan The New York Times menyebut pola donasi Musk cenderung tidak teratur dan sebagian besar menguntungkan dirinya sendiri, terutama dari sisi pajak.
Meski begitu, Musk punya filosofi yang berbeda tentang filantropi. Menurutnya, perusahaan-perusahaan yang ia bangun adalah bentuk kontribusi terbesar bagi umat manusia.
-
Tesla mempercepat transisi menuju energi terbarukan.
-
SpaceX menjaga masa depan manusia lewat eksplorasi luar angkasa.
-
Neuralink membantu pasien dengan cedera otak dan mengembangkan antisipasi untuk risiko AI.
“Jika filantropi berarti cinta kepada sesama manusia, maka perusahaan-perusahaan itu adalah filantropi,” kata Musk suatu waktu.
Kesimpulan: Kaya Raya Tapi Antikemewahan
Elon Musk adalah contoh langka dari miliarder yang tidak mengejar kemewahan pribadi. Ia memilih hidup sederhana, minim aset, dan fokus pada kerja serta misi besar yang diyakininya.
Namun gaya hidupnya juga memunculkan kontroversi—mulai dari kesederhanaan yang dianggap ekstrem hingga pola donasi yang menuai kritik. Meski demikian, Musk tetap menjadi figur paling berpengaruh di dunia, bukan sekadar karena kekayaannya, tetapi karena pola pikir dan gaya hidupnya yang tidak lazim.
Jika kekayaan sering identik dengan gaya hidup glamor, Elon Musk adalah pengecualian paling ekstremnya.














