TEKNO

Militer Israel Wajib Beralih ke iPhone: Kebijakan Baru Demi Keamanan Siber yang Lebih Ketat

4
×

Militer Israel Wajib Beralih ke iPhone: Kebijakan Baru Demi Keamanan Siber yang Lebih Ketat

Sebarkan artikel ini
Militer Israel Larang Android, Wajibkan Prajurit Gunakan iPhone
Militer Israel Larang Android, Wajibkan Prajurit Gunakan iPhone

Media90 – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) resmi memberlakukan kebijakan keamanan siber yang ketat dengan melarang penggunaan ponsel Android bagi perwira senior untuk komunikasi resmi. Aturan baru ini memaksa ratusan komandan berpangkat Letnan Kolonel ke atas untuk beralih ke perangkat iPhone demi meminimalkan risiko penyusupan data yang berpotensi mengancam operasi militer.

Kebijakan tersebut pertama kali dilaporkan oleh Israel Army Radio dan kemudian dikonfirmasi oleh The Jerusalem Post, menandakan kekhawatiran serius dalam tubuh intelijen Israel terhadap meningkatnya ancaman peretasan serta operasi spionase dari kelompok seperti Hamas dan Hezbollah.

Transisi Paksa ke Ekosistem Apple

Larangan perangkat Android ini memperluas kebijakan sebelumnya yang hanya mencakup pangkat Kolonel hingga Kepala Staf Umum. Dengan cakupan yang lebih luas, IDF ingin memastikan tingkat komando berada dalam ekosistem komunikasi yang jauh lebih terkontrol dan aman.

Baca Juga:  Google Luncurkan Gemini Nano Banana Pro: AI Editing Gambar Semakin Realistis

Alasan utama pemilihan iPhone adalah keunggulan keamanan bawaan Apple, yang memiliki kendali penuh atas perangkat keras dan perangkat lunaknya. Berbeda dengan Android yang bersifat open-source dan terfragmentasi, iOS dinilai menawarkan stabilitas pembaruan dan risiko keamanan yang lebih kecil.

Ancaman Honeypot dan Rekayasa Sosial

Di balik kebijakan ini, terdapat kekhawatiran mendalam terhadap pola serangan siber yang terus meningkat. Laporan IDF menunjukkan musuh memanfaatkan taktik honeypot melalui media sosial dan aplikasi pesan untuk menjebak prajurit, membuat mereka membuka tautan berbahaya atau tanpa sadar membagikan lokasi sensitif.

Serangan semacam ini bisa berakibat fatal—tidak hanya mencuri data operasional, tetapi juga melacak pergerakan pasukan di wilayah konflik. Serangkaian insiden yang melibatkan Hamas dan Hezbollah menjadi latar belakang kuat diberlakukannya kebijakan pelarangan Android ini.

Baca Juga:  Bahaya Tersembunyi: Smartphone Kamu Bisa Membuat Panggilan Darurat ke Polisi Tanpa Disadari!

Dengan iPhone, IDF dapat memastikan pembaruan sistem berjalan seragam dan meminimalkan risiko perangkat dimodifikasi atau disusupi aplikasi eksternal berbahaya.

Pelatihan Disiplin Digital dan Pembatasan Penggunaan Pribadi

Aturan ketat ini juga dibarengi pelatihan disiplin digital di seluruh unit. Perwira senior dilatih menghadapi skenario rekayasa sosial dan diberi pemahaman mendalam mengenai bahaya berbagi informasi operasional melalui media sosial atau aplikasi pesan yang belum tentu aman.

Walau Android dilarang untuk urusan operasional, prajurit masih diperbolehkan memakai perangkat tersebut untuk kebutuhan pribadi. Namun IDF menegaskan garis pemisah antara perangkat pribadi dan perangkat dinas harus dijaga ketat untuk menghindari kebocoran informasi.

Langkah Keamanan Masa Depan

Keputusan IDF untuk memusatkan komunikasi komando pada perangkat iPhone merupakan langkah strategis dalam menghadapi ancaman siber modern. Tidak menutup kemungkinan bahwa di masa depan, IDF akan menerapkan aturan lebih ekstrem, seperti pelarangan total perangkat yang tidak memenuhi standar keamanan tinggi atau yang rentan terhadap sideloading.

Kebijakan ini sekaligus memberikan pesan jelas bagi dunia: perang modern tidak hanya terjadi di medan fisik, tetapi juga di ruang digital. Dengan memindahkan komunikasi tingkat tinggi ke ekosistem yang lebih terkendali, IDF berharap dapat menciptakan “perisai digital” yang lebih kuat untuk melindungi informasi sensitif dan memastikan keselamatan pasukan di lapangan.

Baca Juga:  Solidaritas Tanpa Batas: Lazizmu Pringsewu Raih Dukungan Luar Biasa, Kumpulkan Donasi untuk Palestina Sebesar Rp252 Juta

Dalam era di mana ancaman siber tak kalah berbahaya dari serangan bersenjata, langkah Israel ini mencerminkan keseriusan negara tersebut dalam menghadapi peperangan generasi baru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *