Media90 – Pengurus Provinsi (Pengprov) Wushu Indonesia (WI) Lampung menanggapi secara sportif kegagalan atletnya meraih medali di Pekan Olahraga Nasional (PON) Beladiri 2025 yang berlangsung di Kudus, Jawa Tengah.
Ketua Umum Pengprov WI Lampung, Indra Halim, mengatakan meski Lampung tidak memperoleh medali, pihaknya tetap optimis terhadap potensi atlet muda Lampung di masa mendatang.
“Memang kami tidak mendapatkan medali, tapi ada beberapa hal yang kami catat dan siapkan untuk pembinaan atlet muda di Lampung. Tim kami sudah mengamati sejauh ini atlet Lampung ke depan, dan masih memiliki harapan untuk bisa bersaing,” ujar Indra Halim, Jumat (31/10/2025).
Indra menambahkan, Pengprov WI Lampung akan melakukan evaluasi mendalam terhadap capaian ini, sebagai langkah persiapan menghadapi berbagai even berikutnya di tingkat nasional.
“Kami memiliki tanggung jawab membina atlet secara berkelanjutan. Fokus utama kami tetap pada atlet usia dini dan junior, karena waktu terus berjalan dan kami harus terus berbenah untuk berprestasi,” jelas Indra Halim.
Sepanjang PON Beladiri 2025, dominasi wushu masih dikuasai oleh Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, dan Sumatera Utara, dengan daerah baru seperti Jambi mulai menunjukkan potensi. Dari total 37 medali emas, Jawa Timur memborong 13 emas, DKI Jakarta 11 emas, Jawa Tengah 5 emas, Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Bali masing-masing 2 emas, serta Jambi meraih 1 emas.
Lampung mengirim lima atlet yang turun di tiga nomor: Tau Lo Kan Quan, Tau Lo Taiji Quan, dan Sanda (tarung). Atlet yang bertanding, yakni Fajar Pratama, M. Evan Ristino Pambudi, Gracelyne Angelica Wijaya, Friskila Putri Nadapdap, dan Azahro, meski tampil maksimal, harus mengakui keunggulan lawan-lawannya dari pulau Jawa dan Bali.
Ke depan, Pengprov WI Lampung berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pembinaan atlet, memperkuat program latihan, dan menyiapkan generasi wushu Lampung agar dapat bersaing dan meraih prestasi pada ajang nasional maupun internasional.

 
	












