Media90 – Angka kematian orang dewasa muda terus meningkat lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Menurut studi terbaru yang diterbitkan di JAMA Network Open pada 31 Januari 2025, banyak korban meninggal akibat overdosis obat, kesehatan buruk, dan penyakit kronis.
Para peneliti mencatat, angka kematian di kalangan dewasa berusia 25–44 tahun pada 2023 70% lebih tinggi dibandingkan prediksi jika tren sebelum 2011 tetap berlanjut. Tim peneliti yang dipimpin Elizabeth Wrigley-Field, profesor sosiologi di University of Minnesota, menyebut tren ini sudah terlihat sebelum pandemi COVID-19.
“Meski angka kematian menurun setelah pandemi, tingkatnya tetap lebih tinggi dibanding perkiraan sebelum pandemi,” ujar tim peneliti. Pada 2019, kematian dini di kelompok usia ini hampir 35% lebih tinggi dari prediksi, dan selama pandemi angka kematian berlebih hampir tiga kali lipat dari tahun 2019.
Penyebab Utama Kematian
Peneliti menemukan berbagai penyebab kematian di kalangan dewasa muda pada 2023:
-
Overdosis obat-obatan: 32%
-
Kecelakaan: 14%
-
Penggunaan alkohol: 9%
-
Pembunuhan: 8%
“Porsi terbesar kematian berlebih masih disebabkan oleh keracunan obat-obatan, tetapi penyebab eksternal dan alami lain juga melampaui prediksi tren sebelumnya,” tulis para peneliti.
Bahkan penyakit yang biasanya menyerang orang tua, seperti penyakit jantung, diabetes, dan obesitas, kini turut memicu kematian dini di kalangan dewasa muda. Menurut Dr. Sanjey Gupta, wakil presiden senior dan direktur kedokteran darurat Northwell Health, persentase orang muda yang menderita penyakit ini jauh lebih tinggi dibanding sebelumnya.
“Hipertensi, diabetes, dan obesitas sudah dijumpai pada anak muda, dan seiring bertambahnya usia, mereka menghadapi efek jangka panjang dari penyakit ini,” kata Gupta.
Dampak Pandemi Masih Terasa
Studi ini juga menunjukkan dua fase berbeda dari peningkatan kematian dini: sebelum dan sesudah 2020. Pandemi COVID-19 diduga masih memengaruhi kesehatan orang dewasa muda, baik melalui konsekuensi jangka panjang infeksi parah maupun karena gangguan layanan medis selama pandemi.
Para peneliti menekankan perlunya perhatian lebih terhadap kesehatan dewasa muda, terutama pengendalian obesitas, diabetes, dan konsumsi obat-obatan, agar tren kematian dini ini dapat ditekan.














