BERITA

Dosen Polinela Kembangkan Hidroponik Fodder Jagung, Solusi Pakan Ternak Cepat dan Efisien di Perkotaan

12
×

Dosen Polinela Kembangkan Hidroponik Fodder Jagung, Solusi Pakan Ternak Cepat dan Efisien di Perkotaan

Sebarkan artikel ini
Dosen Polinela Kembangkan Fodder Jagung Hidroponik, Inovasi Pakan Ternak Cepat dan Efisien di Perkotaan
Dosen Polinela Kembangkan Fodder Jagung Hidroponik, Inovasi Pakan Ternak Cepat dan Efisien di Perkotaan

Media90 – Ketersediaan pakan ternak berkualitas menjadi persoalan klasik yang masih menghantui sektor peternakan, terutama di wilayah perkotaan. Produksi hijauan konvensional yang bergantung pada lahan luas dan kondisi cuaca kerap tidak stabil, sementara harga pakan konsentrat terus meningkat sehingga menambah beban ekonomi peternak.

Melihat kondisi tersebut, tim dosen dari Politeknik Negeri Lampung (Polinela) berinisiatif mengembangkan riset inovatif untuk menghadirkan solusi pakan alternatif yang efisien, ekonomis, dan berkelanjutan. Penelitian ini dipimpin oleh Ir. Imelda Panjaitan, M.Si, dengan anggota tim Anjar Sofiana, S.Pt., M.Si., Herdyon Banu, S.Pt., M.Sc., Mutia Rizkia S., S.Tr.Pt., M.Tr.P., drh. Luh Putu Nadya S., M.Si., Dr. Ir. Suraya Kahfi S., M.T.A., Dr. Ir. Yana Sukaryana, M.P., dan Dr. Ghoffar Husnu, S.Pt., M.P.

Hidroponik Fodder Jagung: Cepat, Hemat, dan Ramah Lingkungan

Salah satu inovasi utama yang tengah dikembangkan adalah Hidroponik Fodder Jagung (HFJ), yakni sistem produksi hijauan pakan menggunakan metode hidroponik. Dengan teknik ini, biji jagung dapat dikecambahkan menjadi hijauan segar hanya dalam waktu 10–14 hari, tanpa memerlukan lahan luas dan dengan penggunaan air yang jauh lebih efisien.

Baca Juga:  Remaja Bandar Lampung Terkecoh oleh Kecanduan Konten Dewasa, Terlibat dalam Kasus Tidur Bersama Anak Laki-Laki

Fodder hasil sistem hidroponik memiliki nilai gizi tinggi, dengan kandungan protein, vitamin, enzim, dan energi metabolis yang meningkat signifikan dibandingkan biji kering. Teknologi ini dinilai menjanjikan untuk mendukung keberlanjutan peternakan urban yang efisien dan ramah lingkungan.

Namun demikian, sistem hidroponik juga memiliki tantangan tersendiri, terutama kerentanan terhadap kontaminasi mikroba patogen seperti jamur yang dapat menurunkan kualitas dan keamanan pakan.

Inovasi Integratif: Kombinasi BAL KNF dan AB Mix

Untuk mengatasi kendala tersebut, tim peneliti Polinela memperkenalkan pendekatan baru dengan mengintegrasikan Bakteri Asam Laktat (BAL) dari konsep Korean Natural Farming (KNF) ke dalam larutan nutrisi AB Mix, yang selama ini digunakan sebagai standar dalam budidaya hidroponik.

Baca Juga:  Dosen Teknokrat Indonesia Akhyar Rido Terima Penghargaan Academic Leader dari LLDikti Wilayah II

Konsep KNF merupakan pendekatan pertanian alami yang memanfaatkan mikroorganisme lokal (MOL) untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Dalam sistem ini, BAL memiliki tiga peran utama:

  1. Sebagai agen pengendali hayati, menekan pertumbuhan jamur dan patogen.

  2. Sebagai biofertilizer, meningkatkan ketersediaan unsur hara dan efisiensi penyerapan nutrisi.

  3. Sebagai biostimulan, mempercepat pertumbuhan akar dan proses perkecambahan.

Integrasi BAL KNF dengan AB Mix diharapkan dapat memperkuat ketahanan tanaman terhadap penyakit, meningkatkan produktivitas fodder, serta mengurangi ketergantungan peternak terhadap fungisida atau pupuk sintetis. Dengan demikian, biaya produksi dapat ditekan tanpa mengorbankan kualitas pakan.

Dorong Produksi Pakan Ternak Berkelanjutan

Penelitian ini bertujuan menguji efektivitas kombinasi BAL KNF dan AB Mix terhadap produktivitas biomassa dan profil nutrisi fodder, termasuk kadar protein kasar, serat, lemak, dan mineral. Jika terbukti efektif, inovasi ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi praktis bagi peternak dalam menerapkan sistem produksi pakan hidroponik yang lebih efisien dan sehat.

Baca Juga:  LLDikti Wilayah II Sambut Peresmian Program Magister Bahasa Inggris di Universitas Teknokrat Indonesia

Selain meningkatkan produktivitas, pendekatan ini juga mendukung pertanian berkelanjutan melalui efisiensi penggunaan air dan pengurangan bahan kimia sintetis dalam proses budidaya.

“Inovasi pakan berkelanjutan ini adalah langkah maju untuk memastikan ketersediaan pakan berkualitas tinggi sebagai substitusi hijauan alami, terutama bagi peternak di wilayah dengan keterbatasan lahan,” ujar Imelda Panjaitan, Ketua Tim Peneliti Polinela.

Penelitian ini mendapat dukungan pendanaan dari DIPA Polinela Tahun Anggaran 2025, dan diharapkan menjadi terobosan baru dalam sistem pakan ternak urban yang efisien, sehat, dan ramah lingkungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *