Media90 – PT Pertamina (Persero) terus menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan manfaat energi terbarukan yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu contohnya terlihat di Kecamatan Ulubelu, Kabupaten Tanggamus, Lampung, di mana para petani kopi dan melon berhasil merasakan dampak nyata dari dukungan Pertamina melalui PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Tanggamus, Catur Agus Dewanto, menjelaskan bahwa PGE mendampingi petani kopi di Ulubelu mulai dari proses pengeringan hingga pengemasan produk. “Di Pekon Sukamaju ada dukungan dari hulu ke hilir. Bukan hanya kopi, anak muda petani milenial juga diberikan bantuan greenhouse dan alih teknologi panas bumi untuk meningkatkan suhu agar bisa mencapai suhu ideal,” ujarnya, Jumat (24/10/2025).
Dikenal sebagai penghasil kopi robusta berkualitas, Ulubelu kini juga mulai berkembang dalam budidaya melon. Dengan dukungan greenhouse dan teknologi pemanas berbasis energi panas bumi, petani berhasil menanam melon secara optimal meski berada di daerah sejuk.
Salah satu petani kopi, Kukuh, mengungkapkan bahwa pemanfaatan panel surya memberikan penghematan signifikan. “Dukungan dari Pertamina ini mampu menghemat hingga Rp600 ribu per bulan. Dengan adanya panel surya, energi dari matahari bisa dimanfaatkan gratis,” katanya. Ia menambahkan, sebagian besar warga kini sudah memanfaatkan energi surya dan merasakan langsung manfaatnya.
Tak berhenti di situ, Pertamina juga memberikan pendampingan selama enam tahun terakhir, mulai dari pembibitan hingga produksi kopi siap konsumsi. Bantuan alat giling kopi dan parutan kelapa turut diberikan sebagai upaya menumbuhkan sumber penghasilan tambahan masyarakat. Kukuh berharap kolaborasi Pertamina dan pemerintah daerah terus berlanjut untuk memperkuat UMKM lokal.
Sementara itu, Camat Ulubelu Mansyurin menuturkan, PGE secara rutin berdiskusi dengan UMKM binaan di wilayahnya. Di Pekon Air Abang, misalnya, PGE membantu pemanfaatan aliran air untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). “Kini listrik dari PLTMH tersebut dapat mengaliri hingga 40 rumah tangga,” jelasnya.
Ketua Kelompok Ulubelu Farm, Ediyansah, juga mengungkapkan perubahan besar yang dialami warga setelah program ini berjalan. Sebelum ada budidaya melon, masyarakat hanya menanam kopi, padi, dan kelapa sawit. Kini, dengan inovasi pertanian modern, mereka bisa panen melon hingga 3–4 kali setahun dan meraup pendapatan hingga Rp30 juta.
Menurut Direktur Operasi PGEO, Ahmad Yani, dukungan panas bumi memungkinkan tanaman melon tumbuh di kawasan pegunungan. “Ulubelu udaranya dingin, jadi kami pasang alat yang menghembuskan panas 19–26 derajat Celsius agar suhu di greenhouse tetap ideal. Ini bagian dari tanggung jawab sosial kami kepada masyarakat sekitar,” ujarnya.
Selain sektor pertanian, dukungan Pertamina juga menjangkau bidang kehutanan melalui Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Margo Rukun Bestari. Kelompok ini aktif dalam budidaya lebah madu, pembibitan tanaman, dan produksi pupuk kompos. Jumlah anggotanya kini meningkat dari enam menjadi 100 orang, dengan omzet mencapai Rp2 miliar pada 2024.
Menariknya, tokoh lokal Wastoyo berhasil masuk 20 besar Local Heroes Inspiration Award yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam rangka Festival Pengendalian Lingkungan 2024. Ajang ini mengapresiasi inisiatif lokal dalam mengatasi krisis lingkungan global, mulai dari perubahan iklim hingga pengelolaan limbah.
Melalui berbagai program ini, Pertamina tidak hanya memperluas akses energi bersih, tetapi juga memperkuat perekonomian daerah, menjadikan Ulubelu sebagai contoh nyata sinergi antara inovasi energi terbarukan dan pemberdayaan masyarakat berkelanjutan.














