Media90 – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus memperkuat iklim investasi dengan membuka akses seluas-luasnya bagi para penanam modal. Upaya ini kembali menunjukkan hasil positif, seiring capaian investasi hingga Triwulan III 2025 yang berhasil melampaui target tahunan.
Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan SDM Pemprov Lampung, Lukman Pura, menyampaikan bahwa realisasi investasi Lampung telah mencapai Rp12,94 triliun atau 120,3 persen dari target 2025 sebesar Rp10,76 triliun. Capaian tersebut mencatatkan pertumbuhan signifikan, yakni 76,44 persen year-on-year dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Dari total investasi tersebut, komposisinya terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp2,12 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) senilai Rp10,80 triliun. Aktivitas penanaman modal itu juga berdampak langsung pada penyerapan tenaga kerja, dengan total 18.505 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) serta 21 Tenaga Kerja Asing (TKA).
Dengan capaian tersebut, Lampung berhasil masuk dalam lima besar provinsi dengan investasi terbesar di Sumatera, sekaligus menempati peringkat 22 dari 38 provinsi secara nasional.
Infrastruktur dan Regulasi yang Semakin Kompetitif
Pemprov Lampung menilai peningkatan iklim investasi tidak lepas dari kolaborasi berbagai pihak dalam memperkuat infrastruktur, meningkatkan kualitas SDM, menyederhanakan regulasi, serta memperkuat promosi investasi. Kerja sama lintas pemerintah—baik pusat maupun daerah—juga berperan penting dalam menjaga iklim usaha tetap kondusif.
Secara geografis, Lampung memiliki keunggulan strategis sebagai pintu gerbang Pulau Sumatera dengan akses dekat ke Jakarta. Perbaikan infrastruktur yang terus berlanjut dalam beberapa tahun terakhir turut mendorong percepatan mobilitas ekonomi, perdagangan, hingga distribusi logistik.
Potensi Unggulan Perkuat Hilirisasi Pertanian
Lampung mencatat sejumlah keunggulan komoditas yang menjadi motor penggerak perekonomian daerah. Produksi padi mencapai 2,79 juta ton dan menempatkan Lampung pada posisi keenam nasional. Sementara ubi kayu mencapai 8 juta ton, menjadikan provinsi ini sebagai penghasil terbesar di Indonesia.
Komoditas unggulan lainnya seperti jagung, nanas, kopi, tebu, lada, dan pisang juga menempati posisi 10 besar nasional. Melimpahnya komoditas tersebut membuka ruang luas bagi pengembangan investasi di sektor hilirisasi pertanian, yang diyakini mampu memberikan nilai tambah serta dampak ekonomi berantai bagi masyarakat.
Energi Terbarukan dan Pariwisata Jadi Daya Tarik Baru
Selain sektor pertanian, Lampung juga menyimpan potensi besar pada bidang energi baru dan terbarukan (EBT), mulai dari bioethanol, panas bumi, hydropower, hingga pengembangan PLTS terapan. Di sektor pariwisata, Lampung terus menguatkan daya saing melalui keunggulan alamnya serta kekayaan budaya seperti tapis dan batik Lampung yang bernilai tinggi.
Perizinan Kian Mudah Melalui OSS RBA
Untuk menunjang kelancaran investasi, Pemprov Lampung berkomitmen menyederhanakan berbagai regulasi dan meminimalkan hambatan birokrasi. Sistem perizinan kini terintegrasi melalui Online Single Submission Risk-based Approach (OSS RBA), memungkinkan investor mengurus izin secara daring dengan proses yang lebih cepat, jelas, dan efisien.
Dengan berbagai capaian dan penguatan kebijakan tersebut, Pemprov Lampung optimistis realisasi investasi akan terus meningkat, menjadi motor penting dalam mendorong pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di tahun-tahun mendatang.














