Media90 – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, Prof. H. Wan Jamaluddin Z., M.Ag., Ph.D., menghadiri Lokakarya Kementerian Agama (Kemenag) bertema Mempersiapkan Umat Masa Depan yang digelar di Serpong, Tangerang, Senin (15/12/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama Tahun 2025.
Lokakarya tersebut menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pejabat Eselon I dan II Kemenag, Kepala Kantor Wilayah Kemenag, rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN), pimpinan organisasi masyarakat keagamaan, tokoh agama, akademisi, hingga budayawan. Forum ini menjadi ruang strategis untuk bertukar gagasan dan merumuskan arah kebijakan keagamaan ke depan.
Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, dalam sambutannya menekankan pentingnya peran strategis Kementerian Agama sebagai jembatan dan mediator antara negara dan masyarakat sipil. Menurutnya, Kemenag harus mampu menjaga harmoni kehidupan beragama di tengah dinamika sosial yang terus berkembang.
“Kementerian Agama harus benar-benar hadir sebagai penyeimbang. Tidak terlalu cepat turun tangan, tetapi juga tidak abai ketika negara memang harus hadir,” ujar Nasaruddin Umar.
Menag juga berharap Kemenag ke depan memiliki target yang terukur dalam menjalankan peran tersebut. Oleh karena itu, lokakarya ini diharapkan mampu merumuskan arah dan peran Kemenag secara lebih jelas melalui pelibatan seluruh pemangku kepentingan.
Adapun fokus utama pembahasan dalam lokakarya ini diarahkan pada perumusan konsep umat masa depan, serta langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan untuk menjawab tantangan zaman.
Menanggapi hal tersebut, Rektor UIN Raden Intan Lampung, Prof. Wan Jamaluddin, mengapresiasi langkah Kementerian Agama yang membuka ruang dialog dan kolaborasi lintas pemangku kepentingan dalam merumuskan arah umat masa depan. Ia menilai, pendekatan kolaboratif tersebut penting untuk menghasilkan kebijakan yang inklusif dan responsif.
Menurutnya, isu-isu yang disampaikan Menteri Agama sangat relevan dengan peran PTKIN, khususnya dalam menyiapkan generasi yang moderat, adaptif terhadap perubahan, serta memiliki kepedulian sosial dan lingkungan.
“Perguruan tinggi keagamaan memiliki peran strategis dalam menyiapkan umat masa depan yang moderat, toleran, dan inklusif, sebagaimana arahan Menteri Agama. Kampus harus menjadi ruang dialog, penguatan nalar keagamaan yang sejuk, sekaligus pusat pengembangan nilai-nilai kebangsaan,” kata Prof. Wan Jamaluddin.
Ia berharap, melalui forum-forum seperti lokakarya ini, sinergi antara Kementerian Agama, perguruan tinggi, dan seluruh elemen masyarakat dapat terus diperkuat demi terwujudnya kehidupan beragama yang harmonis dan berkelanjutan di Indonesia.














