Media90 – Generasi Z (Gen Z) lahir dan tumbuh di tengah era internet, media sosial, dan teknologi digital yang serba cepat. Kebiasaan mereka menggunakan aplikasi digital untuk komunikasi, hiburan, hingga keuangan membuat Gen Z lebih siap menerima inovasi, termasuk cryptocurrency, sebagai bagian dari gaya hidup modern.
Bagi anak muda, khususnya di kota besar, crypto bukan sekadar instrumen investasi. Ada kebanggaan tersendiri ketika bisa ikut tren global sambil belajar mengatur keuangan pribadi. Diskusi tentang Bitcoin maupun altcoin kini mudah ditemui di TikTok, Instagram, dan forum daring, sehingga dunia crypto terasa dekat dan relevan dengan keseharian mereka.
Fenomena Gen Z dan Tantangan di Dunia Crypto
Minat tinggi anak muda terhadap crypto tercermin dari data Bappebti hingga September 2024, yang menunjukkan lebih dari 60% investor kripto di Indonesia berusia 18–30 tahun. Rinciannya:
-
18–24 tahun: 26,9%
-
25–30 tahun: 35,1%
Angka ini menegaskan bahwa generasi muda benar-benar mendominasi lanskap investasi aset digital di tanah air. Media sosial yang menampilkan kisah sukses trader muda, serta komunitas digital seperti Telegram dan Discord, menjadi ruang diskusi sekaligus sarana belajar bagi mereka.
Namun, informasi di ruang digital ini sering bercampur antara edukasi valid dan hype berlebihan. Akibatnya, sebagian Gen Z kesulitan memilah informasi dan memahami risiko secara matang. Fenomena FOMO (fear of missing out) mendorong beberapa pemula membeli aset hanya karena viral, sementara manajemen risiko sering diabaikan karena hype altcoin lebih menarik dibanding analisis fundamental.
Meski begitu, pengalaman ini tetap bisa menjadi proses pembelajaran penting jika disertai pendekatan hati-hati dan disiplin.
Cara Gen Z Belajar dan Memulai Trading
Berbeda dari generasi sebelumnya, Gen Z lebih menyukai metode belajar cepat, visual, dan interaktif. Video singkat di TikTok atau YouTube Shorts, webinar online, hingga diskusi di komunitas digital menjadi sumber utama mereka untuk memahami crypto.
Cara belajar ini biasanya dilanjutkan dengan praktik langsung, sering kali menggunakan modal kecil sebagai cara menguji pemahaman terhadap pasar. Kemudahan akses juga mendukung tren ini—cukup dengan smartphone, anak muda dapat membuka akun di aplikasi jual beli Bitcoin resmi yang terdaftar di Bappebti.
Salah satu platform yang populer adalah Bittime, yang menyediakan layanan aman untuk membeli aset digital. Dari sini, pengguna mulai mengenal aset populer dan berlatih strategi dasar trading Bitcoin sebelum mencoba instrumen lain yang lebih kompleks.
Bagi pemula, langkah bijak meliputi:
-
Memulai dengan nominal kecil
-
Tetap disiplin dalam manajemen risiko
-
Memahami dasar analisis harga
Panduan tambahan seperti cara trading crypto di Indonesia untuk pemula bisa menjadi rujukan penting sebelum melangkah lebih jauh. Penting diingat, meski aset digital membuka peluang besar, risiko yang menyertainya juga signifikan. Keputusan investasi sebaiknya menggunakan dana yang siap dialokasikan, bukan dana kebutuhan utama.
Tentang Bittime Indonesia
Bittime, melalui PT Utama Aset Digital Indonesia, adalah platform investasi aset kripto yang terdaftar dan diawasi oleh OJK dan Kementerian Komunikasi & Digital (Komdigi). Bittime juga anggota Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) dan Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO). Platform ini memiliki visi menjadi pilihan utama masyarakat dalam perdagangan dan investasi aset kripto, dengan fitur beragam yang mendukung kebutuhan penggunanya.