BISNIS

Jaringan Irigasi Air Tanah Kementerian PU Ubah Pertanian Gunungkidul, Panen Tiga Kali Setahun Terwujud

11
×

Jaringan Irigasi Air Tanah Kementerian PU Ubah Pertanian Gunungkidul, Panen Tiga Kali Setahun Terwujud

Sebarkan artikel ini
Jaringan Irigasi Air Tanah Kementerian PU Ubah Pertanian Gunungkidul, Panen Tiga Kali Setahun Jadi Nyata
Jaringan Irigasi Air Tanah Kementerian PU Ubah Pertanian Gunungkidul, Panen Tiga Kali Setahun Jadi Nyata

Media90 – Kehadiran Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) di Dukuh Bulak Blimbing, Kelurahan Karangrejek, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, telah membawa perubahan signifikan bagi para petani setempat. Sistem irigasi modern berbasis air tanah ini menjadi tumpuan baru untuk menjaga produktivitas lahan pertanian di wilayah karst Gunungkidul, yang sebelumnya sangat bergantung pada curah hujan.

Infrastruktur Andal Dukung Produktivitas
Keberhasilan JIAT di Gunungkidul didukung oleh infrastruktur handal. Luas tambah tanam (LTT) meningkat hingga 32 hektar berkat sistem pompa air tanah dengan sumur dalam mencapai kedalaman 100 meter. Jaringan distribusi sepanjang 4,67 kilometer, rumah genset, dan panel pompa memastikan suplai air stabil sepanjang tahun dengan debit produksi mencapai 30 liter per detik.

Cerita Petani
Siswo Mulyono, petani Dukuh Bulak Blimbing RT 13, mengungkapkan bahwa sejak pompa air tanah beroperasi, sawah di desanya menjadi lebih produktif. “Airnya lancar, cukup untuk empat hektare sawah di blok kami. Sekarang kami bisa tanam tiga kali setahun—padi dan palawija seperti jagung atau kacang setelah panen padi. Kadang kalau masih sempat, lanjut lagi dengan sayuran,” ujarnya.

Baca Juga:  Simpanan Berjangka: Pengertian, Keuntungan, dan Alternatif dengan Imbal Hasil Lebih Menarik

Siswo menambahkan, sistem pompa jauh lebih efektif dibanding metode lama yang bergantung musim hujan. Dengan biaya operasional sekitar Rp80.000 per jam, air dapat disalurkan merata ke seluruh lahan. “Kalau dulu kami sebut ‘pupuk Jawa’, artinya andalan cuma hujan. Sekarang tidak lagi. Panen jadi pasti,” jelasnya.

Kisah serupa disampaikan Atmo Wijoyo, anggota Perkumpulan Petani Pemakai Air Tanah (P3AT) Desa Blimbing. Menurut Atmo, pompa air tanah menjadi penyelamat bagi wilayah rawan kekeringan. “Kalau gak ada sumur bor, bisa gagal panen,” ujarnya. Berkat pasokan air dari JIAT, petani kini fleksibel menanam padi, bawang, dan cabai bergantian sepanjang tahun, sehingga pendapatan meningkat. “Bawang itu 60 hari sudah bisa panen. Masih ada untung, bisa buat sekolahkan anak,” tambahnya.

Baca Juga:  BRI Region 6/Jakarta 1 Gelar Aksi Donor Darah Bersama PMI DKI Jakarta, Wujud Nyata Kepedulian untuk Sesama

Manfaat Program JIAT
Hadirnya JIAT Blimbing tidak hanya meningkatkan kepastian panen, tetapi juga menekan biaya irigasi pribadi dan memperluas peluang tanam bagi petani. Dalam temu wicara antara petani dan Menteri PU Dody Hanggodo pada Minggu (5/10/2025), petani melaporkan produktivitas gabah meningkat hingga 20–30 persen per musim tanam. Lahan yang sebelumnya sering kekeringan kini dapat dialihfungsikan menjadi lahan hortikultura bernilai tinggi.

Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan bahwa pembangunan JIAT bagian dari strategi pemerintah memperkuat ketahanan pangan nasional melalui pemanfaatan air tanah berkelanjutan. “Harapannya program ini bukan hanya meningkatkan hasil panen, tapi juga menumbuhkan ekonomi pedesaan dan memperkuat ketahanan pangan bangsa,” ujar Menteri Dody.

Baca Juga:  Mengulik Cara Gen Z Indonesia Belajar dan Memulai Trading Crypto

Kementerian PU melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air akan terus memperluas pembangunan JIAT di berbagai daerah potensial, khususnya wilayah dengan keterbatasan air permukaan. Program ini diharapkan membuka peluang tanam lebih luas, meningkatkan kesejahteraan petani, dan memperkuat ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.

Program kerja ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak – Berdampak” dalam menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.

Tentang Kementerian Pekerjaan Umum
Kementerian PU adalah kementerian negara dalam Kabinet Merah Putih yang bertugas mengelola pembangunan dan pengelolaan infrastruktur, termasuk jalan raya, jembatan, dan pengelolaan air. Sejak 21 Oktober 2024, kementerian dipimpin Dody Hanggodo.

#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#SetahunBerdampak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *