BERITA

Soeharto Dinilai Layak Jadi Pahlawan Nasional, Tokoh Publik dan Akademisi Soroti Jejak Pembangunan dan Keteladanan

36
×

Soeharto Dinilai Layak Jadi Pahlawan Nasional, Tokoh Publik dan Akademisi Soroti Jejak Pembangunan dan Keteladanan

Sebarkan artikel ini
Figur Pembangunan dan Keteladanan, Soeharto Dinilai Layak Sandang Gelar Pahlawan Nasional
Figur Pembangunan dan Keteladanan, Soeharto Dinilai Layak Sandang Gelar Pahlawan Nasional

Media90 – Diskusi publik bertajuk “Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional: Pelajaran Sejarah dan Visi Pembangunan” menghadirkan pandangan beragam dari kalangan tokoh publik, akademisi, dan peneliti yang menilai Presiden ke-2 Republik Indonesia, H. M. Soeharto, layak dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

Dalam forum tersebut, para narasumber menilai bahwa Soeharto bukan sekadar tokoh sejarah, melainkan sosok pemimpin pembangunan yang meninggalkan warisan nyata bagi kemajuan bangsa Indonesia.

Anggota DPR RI, Karmila Sari, menyebut bahwa masa kepemimpinan Soeharto ditandai dengan stabilitas nasional dan pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Menurutnya, banyak infrastruktur strategis seperti waduk, bendungan, dan fasilitas pertanian yang dibangun di era Orde Baru, masih memberikan manfaat langsung bagi masyarakat hingga kini.

“Soeharto adalah pemimpin dengan visi kuat terhadap kesejahteraan rakyat. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mampu mencapai swasembada beras pada tahun 1984 dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen,” ujar Karmila Sari.

Selain keberhasilan di bidang ekonomi dan infrastruktur, Karmila juga menyoroti peran Soeharto dalam memperkuat ideologi bangsa melalui Program Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Program tersebut dinilai berperan penting dalam menanamkan nilai nasionalisme di kalangan masyarakat dan aparatur negara.

“Beliau membangun bukan hanya secara fisik, tapi juga karakter bangsa yang berjiwa Pancasila,” tambahnya.

Sementara itu, pegiat media Ganjar Darussalam menilai Soeharto memiliki perhatian besar terhadap pengembangan sumber daya manusia. Salah satu program yang dianggap monumental adalah Instruksi Presiden (Inpres) Sekolah Dasar, yang berhasil menurunkan angka buta huruf secara drastis dari 60 persen menjadi sekitar 10 persen.

“Pendidikan dan kesejahteraan menjadi pilar utama dalam visi pembangunan Soeharto. Ia percaya bahwa kemajuan bangsa berawal dari rakyat yang sehat, cerdas, dan produktif,” ujar Ganjar.

Dari sisi akademik, Sahal Mubarok, peneliti dari Pusat Kajian Pancasila (Pusaka Pancasila), menilai bahwa pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto memiliki makna historis sekaligus moral. Ia menegaskan pentingnya melihat sosok Soeharto secara utuh dan objektif.

“Penilaian terhadap Soeharto harus dilakukan secara komprehensif, bukan berdasarkan sentimen politik. Gelar pahlawan ini merupakan bagian dari rekonsiliasi sejarah sekaligus penghormatan etis bangsa kepada pemimpin yang telah berjasa,” ujar Sahal.

Diskusi tersebut menegaskan bahwa Soeharto meninggalkan jejak panjang dalam pembangunan nasional, pendidikan, dan penguatan ideologi negara. Banyak peserta menilai, penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto akan menjadi bentuk penghormatan atas dedikasi dan pengabdiannya bagi kemajuan Indonesia.

“Soeharto telah membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang membangun, mendidik, dan menginspirasi. Sudah saatnya bangsa ini memberikan penghargaan tertinggi atas jasa beliau,” tutup Karmila Sari.

Baca Juga:  Mayor Teddy Masuk Daftar, Inilah 53 Nama Menteri dan Kepala Badan Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *