Media90 – Politeknik Negeri Lampung (Polinela) kembali mendorong penguatan sektor hortikultura di Kabupaten Tanggamus melalui penanaman perdana pisang hasil kultur jaringan di lahan Kelompok Tani Sinar Petir, Rabu (5/11/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari program riset katalisator kemitraan berdikari, yang bertujuan memperluas pemanfaatan teknologi pertanian modern di Provinsi Lampung.
Ketua Tim Pelaksana, Dr. Desi Maulida, S.P., M.Si., menjelaskan bahwa penggunaan bibit pisang kultur jaringan merupakan langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi risiko serangan penyakit, terutama layu Fusarium yang selama ini menjadi momok bagi petani.
“Pisang kultur jaringan memiliki keunggulan berupa keseragaman dan bebas patogen sejak awal. Dengan teknologi ini, petani bisa mendapatkan bibit unggul yang lebih sehat dan produktif. Kami ingin manfaatnya benar-benar dirasakan langsung oleh masyarakat,” kata Dr. Desi.
Tim dosen Polinela yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari Ir. Lisa Erfa, M.Si.; Fahri Ali, S.P., M.Si.; Sekar Utami Putri, S.P., M.Sc.; Dede Tiara, S.P., M.Si.; Nanang Wahyu Prajaka, S.P., M.Biotech.; serta Fifit Yuniardi, S.P., M.Tr. Mereka memberikan pendampingan teknis kepada petani, mulai dari penyiapan lubang tanam, pemupukan dasar, hingga proses adaptasi bibit kultur jaringan sebelum memasuki fase pertumbuhan aktif.
Pada sesi pendampingan, petani juga dibekali pengetahuan mengenai teknik budidaya ramah lingkungan, seperti penggunaan mulsa, manajemen irigasi, hingga strategi pemupukan organik. Seluruh panduan disampaikan melalui demonstrasi langsung di lahan percobaan agar petani dapat memahami dan menerapkan secara tepat.
“Kegagalan bibit kultur jaringan umumnya bukan karena bibitnya, melainkan teknik adaptasinya. Karena itu, kami memastikan penanaman dilakukan optimal sejak tahap awal,” tambah Dr. Desi.
Selain dosen, mahasiswa Polinela turut terlibat sebagai bagian dari pembelajaran lapangan. Mereka membantu petani menyiapkan media tanam, mengatur jarak tanam, hingga melakukan pencatatan data pertumbuhan awal bibit di lahan.
Ketua Kelompok Tani Sinar Petir, Ari Santoso, menyampaikan apresiasi atas pendampingan yang diberikan. Menurutnya, ini merupakan pengalaman pertama kelompoknya menerima bibit pisang kultur jaringan dalam jumlah besar beserta pembinaan teknis yang lengkap dari akademisi.
“Kami sangat terbantu. Selain dapat bibit unggul, kami juga dibimbing cara merawatnya. Harapannya tanaman lebih sehat dan hasil panen meningkat,” ujar Ari.
Program penanaman pisang kultur jaringan ini diharapkan menjadi titik awal percepatan transformasi pertanian di Kabupaten Tanggamus. Dengan pemanfaatan teknologi modern dan pendampingan berkelanjutan, Polinela menargetkan produksi pisang di daerah tersebut dapat meningkat dan mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal, nasional, hingga peluang ekspor.














