BERITA

Unhas, Unila, dan UAD Susun Rekomendasi Internasionalisasi Pendidikan Tinggi

13
×

Unhas, Unila, dan UAD Susun Rekomendasi Internasionalisasi Pendidikan Tinggi

Sebarkan artikel ini
Unila Bersama Dua Perguruan Tinggi Susun Rekomendasi Internasionalisasi Pendidikan
Unila Bersama Dua Perguruan Tinggi Susun Rekomendasi Internasionalisasi Pendidikan

Media90 – Tiga perguruan tinggi di Indonesia, yakni Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Lampung (Unila), dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD), bekerja sama dengan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa) untuk menyusun guideline tata kelola internasionalisasi pendidikan tinggi.

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari proyek kolaboratif Strengthening Governance Framework for Measuring University Internationalization, yang didukung oleh Australian Awards Project, dan berlangsung di Ruang Rapat Rektorat lantai lima UAD, Yogyakarta. Rekomendasi yang dihasilkan nantinya akan disampaikan melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).

Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan Direktorat Belmawa Ditjen Diktiristek, Yulita Priyoningsih, Wakil Rektor Bidang SDM UAD, Dr. Norma Sari, S.H., M.Hum., Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan, dan Bisnis Unhas, Prof. Dr. Eng. Adi Maulana, S.T., M.Phil., serta Wakil Rektor Bidang PKSI Unila, Prof. Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A., didampingi delegasi masing-masing perguruan tinggi.

Baca Juga:  Kejuaraan Unila Cup 4 National Open 2024: Ratusan Pesilat Tapak Suci Berlaga untuk Menjadi Atlet Berbakat

Menurut Prof. Ayi Ahadiat, internasionalisasi perguruan tinggi menjadi agenda strategis untuk meningkatkan daya saing nasional, memperluas jejaring global, dan memperkuat posisi Indonesia di kancah pendidikan tinggi internasional. Meski demikian, tantangan utama masih terkait kerangka tata kelola yang belum konsisten di tingkat institusi.

“Internasionalisasi tidak hanya soal kerja sama luar negeri, tetapi juga bagaimana tata kelola, regulasi, dan kepemimpinan universitas mendukung integrasi global secara berkelanjutan,” ujar Prof. Ayi.

Dialog dalam studi ini difokuskan pada tiga dimensi utama tata kelola internasionalisasi:

  1. Komitmen dan kepemimpinan – strategi dan visi-misi yang mengarah pada internasionalisasi serta keterlibatan pimpinan dalam forum global.

  2. Kapabilitas organisasi – keberadaan kantor internasional, dukungan staf, dan integrasi program lintas fakultas.

  3. Kerangka kebijakan – regulasi yang mendukung mobilitas akademik, joint degree, dan keselarasan dengan standar nasional maupun internasional.

Baca Juga:  Prestasi Hebat! Universitas Teknokrat Indonesia Sabet Kembali Peringkat 1 Impact Webometrics 2023

Studi ini juga membandingkan praktik Unhas, Unila, dan UAD dengan universitas di Australia, seperti Universitas Melbourne, ANU, dan RMIT. Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun universitas di Indonesia sudah memiliki strategi dan unit khusus internasionalisasi, integrasi lintas fakultas dan konsistensi implementasi regulasi masih perlu diperkuat. Sebaliknya, universitas di Australia menempatkan internasionalisasi sebagai bagian integral dari tata kelola dengan dukungan regulasi, SDM, dan infrastruktur yang lebih matang.

Hasil pertemuan ini dituangkan dalam policy brief sebagai acuan kebijakan bagi perguruan tinggi dan pemerintah, yang mencakup penguatan tata kelola, peningkatan kapasitas organisasi, serta penyelarasan regulasi dengan standar internasional.

“Rekomendasi ini diharapkan menjadi rujukan pemerintah dan perguruan tinggi dalam memperkuat internasionalisasi, sekaligus menyiapkan Indonesia menuju world class university,” jelas Prof. Ayi.

Proyek ini merupakan bagian dari Australian Awards Project, melibatkan akademisi dari Unhas, Unila, UAD, serta perwakilan Direktorat Belmawa, sebagai upaya strategis memperkuat posisi perguruan tinggi Indonesia di kancah global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *