Media90 – Seluruh mobil listrik yang kini dipasarkan oleh GAC Indonesia sudah resmi diproduksi di dalam negeri. Langkah ini menandai berakhirnya era impor utuh atau Completely Built Up (CBU) untuk jajaran produk GAC di pasar Indonesia, sekaligus memperkuat komitmen perusahaan terhadap pengembangan industri otomotif nasional.
Model Aion V menjadi pionir dalam proses perakitan lokal dengan skema Completely Knocked Down (CKD). Mobil listrik tersebut dirakit di fasilitas milik PT National Assemblers, anak perusahaan dari Indomobil Group, yang berlokasi di Cikampek, Jawa Barat.
Tidak hanya Aion V, fasilitas perakitan tersebut kini juga memproduksi sejumlah model lain seperti Aion UT, Aion Y Plus, dan Hyptec HT. Dua model terakhir sebelumnya masih didatangkan dari China dalam bentuk CBU.
“Sekarang Aion sudah tidak ada unit CBU lagi. Semuanya sudah CKD, termasuk Hyptec HT, Aion V, dan Aion Y Plus, semuanya sudah diproduksi lokal,” ujar Andry Ciu, Chief Executive Officer (CEO) GAC Indonesia, dalam acara Handover Ceremony Aion UT di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta, baru-baru ini.
Pabrik Modern dengan Teknologi Canggih
Pabrik perakitan GAC di Indonesia diresmikan pada Juni 2025. Fasilitas ini mengadopsi sistem manufaktur berteknologi tinggi dari NEV Lighthouse Factories milik GAC di China, dengan konektivitas data penuh di setiap tahapan proses produksi.
Selain merakit mobil listrik murni (Battery Electric Vehicle / BEV), pabrik ini juga dirancang untuk mampu memproduksi berbagai jenis kendaraan elektrifikasi lainnya, termasuk Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Range-Extended Electric Vehicle (REEV).
Langkah strategis ini menunjukkan keseriusan GAC Indonesia dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air. Selain mendukung program elektrifikasi pemerintah, produksi lokal juga diharapkan mampu menekan biaya distribusi serta mempercepat waktu pengiriman kendaraan ke konsumen.
Rencana Peluncuran Model Baru
Hingga kini, GAC Indonesia sudah menawarkan empat model mobil listrik kepada konsumen. Namun, Andry memastikan bahwa perusahaan masih memiliki sejumlah produk baru yang siap diperkenalkan ke pasar, menunggu waktu dan kesiapan produksi yang tepat.
“Sebenarnya unit Aion masih banyak. Kami masih punya banyak kejutan dan sedang melihat timing yang pas untuk meluncurkan produk baru, supaya konsumen tidak menunggu terlalu lama dan kami bisa menjaga tingkat kepuasan mereka,” jelas Andry.
Ia menambahkan, peluncuran model baru akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesiapan lini produksi. “Kami lihat dulu step by step kapan mulai bisa diproduksi, baru kami perkenalkan unit tersebut ke pasar,” imbuhnya.
Untuk saat ini, fokus utama pabrik GAC di Cikampek adalah memenuhi seluruh permintaan terhadap Aion UT, salah satu model terbaru yang kini menjadi andalan GAC Indonesia di segmen mobil listrik.
Dengan seluruh model kini berstatus CKD, GAC Indonesia tidak hanya mempertegas posisinya di pasar otomotif nasional, tetapi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan industri perakitan kendaraan listrik di Indonesia yang kian kompetitif dan berdaya saing global.














