Media90 – Hasil riset tahunan Work Relationship Index (WRI) dari HP kembali memunculkan kekhawatiran terhadap kondisi dunia kerja di Indonesia. Studi tahun 2025 ini mengungkap hanya 20 persen pekerja berpengetahuan (knowledge workers) yang memiliki hubungan sehat dengan pekerjaan mereka — turun dari 28 persen pada tahun 2024.
Penurunan tersebut menjadi sinyal serius bahwa keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan di Indonesia masih jauh dari ideal. Banyak pekerja, terutama di kota-kota besar, harus bekerja dari pagi hingga malam demi memenuhi kebutuhan hidup yang terus meningkat.
Fenomena “overworker” dan “burnout” pun kian marak. Sementara itu, pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) membuat sejumlah perusahaan melakukan efisiensi besar-besaran hingga berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK).
Fakta Riset HP Work Relationship Index 2025
Riset yang dilakukan HP bersama World Resources Institute (WRI) ini melibatkan lebih dari 18.000 responden di 14 negara, termasuk Indonesia, dari kawasan Amerika Latin, Afrika, hingga Asia Pasifik.
Hasilnya menunjukkan:
-
Hanya 20% pekerja berpengetahuan memiliki hubungan sehat dengan pekerjaannya.
-
37% responden merasa perusahaan lebih mementingkan keuntungan ketimbang kesejahteraan karyawan.
-
68% pekerja mengaku menghadapi tuntutan dan ekspektasi kerja yang terlalu tinggi.
-
8 dari 10 karyawan mengalami perubahan besar selama setahun terakhir, termasuk 32% yang terdampak kebijakan wajib kembali ke kantor.
Kondisi tersebut membuat semakin sedikit pekerja yang merasa bahagia atau termotivasi saat bekerja di kantor.
Peran AI dalam Dunia Kerja
Menariknya, riset yang sama menemukan bahwa teknologi kecerdasan buatan (AI) kini menjadi faktor penting yang memengaruhi cara orang bekerja.
Sebanyak 94% pekerja berpengetahuan di Indonesia telah menggunakan AI dalam pekerjaan sehari-hari, dan 89% di antaranya percaya bahwa teknologi tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup dan pengalaman kerja mereka.
Data ini menempatkan Indonesia di posisi teratas secara global dalam penggunaan AI di tempat kerja. Bahkan, 64% responden mengaku bahwa pemanfaatan AI membantu mereka menjaga hubungan kerja yang lebih sehat dan seimbang.
Strategi “OneHP”: Upaya HP Hadirkan Dunia Kerja yang Lebih Sehat
Melihat kondisi ini, HP memperkenalkan strategi terbaru bernama “OneHP”, yang dirancang untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, produktif, dan terintegrasi.
Strategi tersebut menyatukan berbagai portofolio HP — mulai dari PC berbasis AI, perangkat kolaborasi Poly, periferal, hingga solusi dan layanan digital — dalam satu ekosistem terpadu yang mendukung gaya kerja hybrid masa kini.
“Di HP, kami percaya bahwa ketika karyawan memiliki pengalaman kerja yang optimal, mereka akan menjadi lebih produktif dan memiliki hubungan yang lebih sehat dengan pekerjaannya,” ujar Juliana Cen, President Director HP Indonesia, dikutip dari Times Indonesia.
Empat inovasi utama dalam strategi OneHP meliputi:
-
Portofolio PC dan perangkat kolaborasi berbasis AI yang bisa diadopsi lintas industri.
-
HP Workforce Experience Platform untuk memberikan insight berbasis data bagi tim TI dan SDM.
-
HP Smart Sense, fitur AI yang menyesuaikan performa perangkat dan lingkungan kerja secara otomatis.
-
HP AI Companion, asisten virtual yang membantu karyawan mengatur tugas, notifikasi, dan informasi penting.
Kesimpulan
Riset Work Relationship Index HP 2025 memberi peringatan bahwa peningkatan teknologi saja tidak cukup — kesejahteraan karyawan harus menjadi prioritas utama.
Dengan dukungan inovasi seperti OneHP dan pemanfaatan AI yang bijak, perusahaan diharapkan mampu membangun kembali hubungan kerja yang sehat, produktif, dan manusiawi bagi para pekerja Indonesia.
➡️ Hanya dengan menyeimbangkan teknologi dan kesejahteraan, dunia kerja masa depan bisa benar-benar membawa kebahagiaan.














