Media90 – Perusahaan satelit milik Elon Musk, Starlink, resmi menggandeng Samsung Electronics dalam proyek ambisius untuk mengembangkan teknologi komunikasi masa depan yang memungkinkan pengguna internet terhubung langsung ke satelit—tanpa memerlukan menara BTS atau jaringan seluler konvensional.
Kolaborasi strategis ini menitikberatkan pada pengembangan chip berbasis kecerdasan buatan (AI) yang memungkinkan perangkat seperti smartphone, laptop, hingga router bisnis kecil berkomunikasi langsung dengan konstelasi satelit milik Starlink.
Menuju Era Jaringan 6G Non-Terrestrial Network (NTN)
Mengutip laporan The Korea Economic Daily, kerja sama ini merupakan bagian dari visi jangka panjang Starlink untuk membangun jaringan 6G berbasis Non-Terrestrial Network (NTN) — sebuah teknologi komunikasi generasi baru yang tidak lagi bergantung pada infrastruktur darat seperti menara seluler.
Langkah ini juga sejalan dengan misi SpaceX untuk memperluas akses internet hingga ke wilayah pelosok dunia, terutama daerah yang selama ini tidak terjangkau sinyal BTS.
Dalam proyek tersebut, divisi System LSI Samsung tengah mengembangkan chip Exynos generasi terbaru yang dilengkapi dengan Neural Processing Unit (NPU) — unit pemrosesan saraf berbasis AI. Teknologi ini memungkinkan chip memprediksi lintasan orbit satelit sekaligus mengoptimalkan koneksi jaringan secara real-time.
Performa Chip AI yang 55 Kali Lebih Cepat
Hasil uji coba internal menunjukkan, modem Exynos baru ini mampu meningkatkan kemampuan identifikasi sinyal hingga 55 kali lipat dan mempercepat prediksi channel hingga 42 kali lipat dibandingkan versi sebelumnya.
Kemampuan ini memungkinkan perangkat pengguna tetap mempertahankan koneksi internet yang stabil, bahkan ketika berpindah lokasi atau berada di daerah minim infrastruktur komunikasi.
Samsung menilai proyek ini sebagai langkah strategis besar yang memperluas peran perusahaan, dari sekadar produsen smartphone dan memori menjadi pemain utama dalam infrastruktur komunikasi global generasi berikutnya.
Investasi Raksasa Starlink Menuju Era 6G
Starlink sendiri dikabarkan telah mengalokasikan investasi sekitar US$17 miliar atau sekitar Rp257 triliun untuk pengembangan spektrum dan frekuensi satelit pendukung jaringan 6G.
Analis memperkirakan, pasar teknologi komunikasi berbasis satelit ini bisa mencapai nilai hingga US$530 miliar (Rp8.798 triliun) pada tahun 2040.
Namun, di balik potensi besarnya, para pakar menilai masih ada tantangan teknis yang harus dihadapi, seperti tingginya konsumsi daya pada modem berbasis AI, yang berpotensi memengaruhi efisiensi dan daya tahan baterai perangkat.
Meski begitu, kolaborasi antara Starlink dan Samsung ini menjadi tonggak penting menuju era komunikasi global tanpa batas — di mana internet dapat diakses dari mana saja, bahkan di lokasi terpencil yang sebelumnya tak tersentuh sinyal seluler sekalipun.














