Media90 – Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung menjadi salah satu dari 14 UIN di Indonesia yang dipercaya menjadi tuan rumah Halaqah Penguatan Kelembagaan Pendirian Direktorat Jenderal Pesantren. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian persiapan pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren yang tengah digagas Kementerian Agama RI, sebagai langkah memperkuat tata kelola lembaga pesantren secara nasional.
Dukungan Kementerian Agama RI
Kasubdit Pendidikan Salafiyah dan Kajian Kitab Kuning, Dr. Hj. Yusi Damayanti, SE., Ak., M.M., hadir mewakili Direktur Jenderal Pendidikan Islam. Ia menyampaikan apresiasi kepada UIN Raden Intan Lampung yang telah menjadi tuan rumah dan berkontribusi menyukseskan penyelenggaraan halaqah.
“Alhamdulillah kegiatan penguatan kelembagaan untuk pendirian Direktorat Jenderal Pesantren ini sudah berjalan di berbagai UIN. Rangkaian halaqah akan ditutup pada 27 November 2025 di Jakarta,” ujar Yusi.
Menurutnya, agenda nasional ini mendapat perhatian besar dari masyarakat Indonesia bahkan dunia internasional, karena berkaitan dengan masa depan lembaga pendidikan Islam tertua di Nusantara.
“InsyaAllah ini menjadi berkah bagi pesantren,” tambahnya.
Rektor: Momentum Bersejarah bagi Dunia Pesantren
Rektor UIN Raden Intan Lampung, Prof. H. Wan Jamaluddin Z., M.Ag., Ph.D, menyampaikan terima kasih kepada Dirjen Pendis atas kepercayaan menjadikan kampusnya sebagai tuan rumah kegiatan yang dinilai memiliki arti penting dalam perjalanan kelembagaan pesantren di Indonesia.
Ia menyebut kegiatan ini sebagai bentuk glorifikasi dan tasyakur atas “hadiah besar” yang diberikan negara kepada dunia pesantren melalui pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren di Kementerian Agama.
“Kehadiran kita saat ini merupakan salah satu tanggung jawab besar untuk merawat tradisi, memperkuat kelembagaan, dan memastikan keberlanjutan nilai-nilai Islam yang ramah, inklusif, dan berkeadaban bagi generasi mendatang. Halaqah ini momentum bersejarah, tidak setiap generasi diberi kesempatan menyaksikan fase penting seperti ini,” ungkap Prof. Wan Jamaluddin.
Rektor juga menegaskan bahwa sebagian besar pimpinan UIN Raden Intan Lampung merupakan alumni pesantren, mulai dari rektor, wakil rektor, dekan hingga kepala biro. Menurutnya, latar belakang tersebut memberikan kekuatan besar bagi kampus dalam melahirkan berbagai prestasi.
“Maka wajar jika UIN Raden Intan Lampung menjadi kampus hijau, kampus lestari, dan kampus berkelanjutan. Semua itu didesain, dipikirkan, dan dijalankan oleh tangan-tangan santri yang kini menjadi guru besar, doktor, dan magister di kampus ini,” tegasnya.
Diskusi Panel Bahas Transformasi dan Penguatan Fungsi Pesantren
Kegiatan halaqah menghadirkan dua narasumber utama. Yang pertama, KH. Shodiqul Amin, Rois Syuriah PWNU Lampung sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ishlah Simpang 5 Tulang Bawang. Ia menyampaikan materi berjudul “Transformasi Keilmuan Pesantren: Penguatan Kitab Kuning pada Direktorat Jenderal Pesantren.”
Narasumber kedua, KH. Ihya Ulumuddin, Wakil Rois Syuriah PWNU Lampung dan Pimpinan Ponpes Madarijul Ulum Bandar Lampung, memaparkan materi “Strategi Memperkuat Tri Fungsi Pesantren.”
Diskusi panel ini dimoderatori oleh Dr. Wahyu Iryana, M.Ag, akademisi dari UIN Raden Intan Lampung.














