Media90 – Politeknik Negeri Lampung (POLINELA) terus memperkuat peran nyata dalam menghadapi tantangan perubahan iklim melalui Program Pengabdian Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) bertajuk “Transformasi Menuju Desa Sadar Iklim”. Kegiatan ini berlangsung selama empat bulan, mulai September hingga Desember 2025, berkolaborasi dengan Kelompok Tani Eko Budi di Desa Banjarrejo, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur.
Program ini mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, sebagai langkah strategis untuk memberdayakan masyarakat desa dalam mitigasi serta adaptasi terhadap perubahan iklim.
Kepala Desa Banjarrejo, Bambang Sutejo, menyambut baik inisiatif tersebut dan berharap kegiatan seperti ini dapat dilakukan secara berkelanjutan. Ia menjelaskan, masyarakat di desanya masih bergantung pada sistem pertanian konvensional yang mengandalkan pupuk serta pestisida kimia.
“Cara ini memang meningkatkan hasil dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang justru merusak struktur tanah, mengurangi keanekaragaman hayati, dan menurunkan produktivitas,” ujar Bambang, Rabu (12/11/2025).
Ia menambahkan, kelangkaan pupuk bersubsidi dan biaya produksi yang meningkat turut memperparah tekanan yang dihadapi para petani. Sementara di sisi lain, pengelolaan lingkungan di desa juga belum optimal.
“Banyak limbah pertanian seperti jerami, batang jagung, dan kotoran ternak yang sebenarnya bisa dijadikan kompos, justru dibakar. Kebiasaan ini menambah emisi gas rumah kaca dan mempercepat pemanasan global,” jelasnya.
Menjawab tantangan tersebut, Tim PKM Desa Sadar Iklim POLINELA yang terdiri atas Arum Sekar Buana, S.Si., M.Sc. (Ketua Tim), Dr. Dulbari, S.P., M.Si., dan Tri Pujiana, S.P., M.P. dari Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan (TPTP), menyusun empat fokus kegiatan utama:
-
Bimbingan teknis budidaya cerdas iklim.
-
Pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga dan konservasi lingkungan dengan metode Lubang Multiguna (Lu-Mu).
-
Penanaman pohon alpukat secara organik.
-
Pelatihan pembuatan pupuk organik alami dengan metode Indonesian Natural Farming (INF).
Selain pelatihan, tim juga menyerahkan sejumlah bantuan teknologi berupa 250 bibit alpukat siap tanam, 20 unit Lu-Mu, serta 10 set peralatan produksi pupuk organik cair untuk mendukung penerapan praktik ramah lingkungan di tingkat rumah tangga dan kelompok tani.
Ketua Tim PKM, Arum Sekar Buana, menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kapasitas pengetahuan masyarakat, tetapi juga berkontribusi terhadap penurunan emisi gas rumah kaca (GRK), penguatan ketahanan pangan, dan perumusan kebijakan iklim di tingkat lokal.
“Manfaat dari kegiatan ini bersifat multidimensi. Dengan kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah desa, dan masyarakat, kami berharap dalam dua hingga tiga tahun mendatang Desa Banjarrejo dapat benar-benar bertransformasi menjadi Desa Sadar Iklim,” ujar Arum.
Lebih jauh, Arum menegaskan bahwa desa yang sadar iklim tidak hanya adaptif terhadap perubahan cuaca ekstrem, tetapi juga berperan aktif dalam mendukung program ketahanan pangan nasional melalui pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan.














