Media90 – Tim Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung (Unila) berhasil mencatatkan prestasi membanggakan setelah proposal mereka lolos dalam pendanaan Program Mahasiswa Berdampak Pemberdayaan Masyarakat BEM Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
Dalam ajang ini, tim mengusung gagasan berjudul “Transformasi Limbah Organik sebagai Inovasi Hijau untuk Pertanian, Perikanan, Peternakan, dan Ekonomi Desa Berbasis Sustainable Development Goals (SDGs).”
Berawal dari Masalah Limbah Desa
Program ini lahir dari kondisi Desa Pasar Krui, Pesisir Barat, yang setiap harinya menghasilkan sekitar 2 ton limbah atau sekitar 60 ton per bulan. Sebagian besar limbah belum dikelola dengan baik dan hanya dibuang begitu saja, sehingga menimbulkan bau, pencemaran, bahkan potensi penyakit.
Padahal, limbah tersebut memiliki nilai ekonomi apabila diolah menjadi pupuk organik, pakan ternak, atau produk daur ulang plastik.
Komposisi Tim dan Ide Solusi
Tim beranggotakan 20 mahasiswa lintas fakultas, diketuai Muhammad Dzuhri (S1 Sosiologi 2024), dengan dukungan Hafizah Al Mahda (S1 Pendidikan Bahasa Inggris 2022), Tri Rizki Handayani (S1 Akuntansi 2023) sebagai sekretaris, Aisyah Asifa (S1 Bimbingan Konseling 2022), dan Viola Chalista (S1 Matematika 2024) sebagai bendahara. Selebihnya, mahasiswa lain mengisi peran manajer program, humas, publikasi, konsumsi, hingga perlengkapan.
Solusi yang ditawarkan meliputi pemanfaatan teknologi soluble liquid (SL) untuk pengolahan limbah organik, serta mesin pengolah tepung ikan agar sisa hasil tangkapan nelayan bisa bernilai tambah.
Program ini diharapkan tidak hanya menyelesaikan persoalan lingkungan, tetapi juga memberdayakan masyarakat lewat ekonomi hijau, sekaligus mendukung pencapaian SDGs poin 8, 11, 12, dan 13.
Perjalanan Panjang Menyusun Proposal
Dzuhri menjelaskan, perjalanan menuju keberhasilan ini tidak mudah. Tim melakukan observasi langsung ke lapangan, mengumpulkan data, dan berdiskusi dengan warga sebelum menyusun proposal sesuai format Diktiristek.
“Tantangan terbesarnya ada pada proses revisi yang harus kami lakukan berulang-ulang. Diskusi sering berlangsung hingga larut malam bahkan di masa libur semester. Tapi semua itu jadi bukti komitmen kami untuk menghasilkan proposal yang matang dan berkualitas,” ujarnya, Rabu (17/9/2025).
Tahapan Program di Lapangan
Rangkaian kegiatan akan diawali dengan sosialisasi pentingnya pengelolaan limbah. Selanjutnya, masyarakat akan diberi pelatihan teknis tentang pemanfaatan limbah organik dengan larutan SL serta pengolahan limbah ikan.
Tahap berikutnya adalah penerapan teknologi di lapangan, didukung pendampingan, monitoring, dan evaluasi. Untuk keberlanjutan, tim bersama warga berencana membentuk bank sampah terstruktur dan Unit Usaha Bersama (UUB) nelayan, yang dikelola bersama mahasiswa, pemerintah desa, dan stakeholder terkait.
Harapan untuk Desa Mandiri
“Program ini merupakan wujud nyata komitmen kami dalam mendukung SDGs dan Asta Cita. Melalui pengelolaan limbah berbasis inovasi, kami berharap masyarakat Desa Pasar Krui mampu mandiri, berdaya, dan menjadi model pembangunan berkelanjutan yang bisa direplikasi di wilayah lain,” pungkas Dzuhri.
Keberhasilan Tim BEM Unila ini menegaskan peran mahasiswa bukan hanya sebagai agen perubahan, tetapi juga motor penggerak inovasi yang memberi solusi langsung bagi masyarakat.